Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bingung Bukan Penghalang untuk Menulis, Ini Tiga Cara dan Buktinya

26 September 2021   23:25 Diperbarui: 26 September 2021   23:29 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kentuckycounselingcenter.com

Benar bahwa bingung adalah tanda berpikir. Bingung itu ibaratnya kondisi seseorang yang sedang berpikir. Bagi seorang penulis, bingung tidak membuatnya hanya sesang berpikir tentang materi, tetapi juga bagaimana menuliskannya.  

Dalam kebingungan itu, seorang penulis itu seolah-olah sedang menaiki kapal yang terobang ambing gelombang laut tinggi dan ganas.

Meski demikian, banyak pandangan menyatakan bingung adalah salah satu penyebab bagi penulis atau writer's block. Bingung seolah membuat seorang penulis tidak bisa mengeluarkan ide atau gagasan ke dalam tulisan.

Saya pribadi tidak terlalu memikirkan kondisi bingung menulis. Pada saat kondisi bingung seperti sekarang, saya justru ingin menempatkan bingung itu sebagai titik awal atau point of departure untuk menulis.

Apakah semudah itu? Tentu saja tidak selalu begitu. Yang penting, kepala tidak pusing. Pun tidak menjadi masalah kalau yang pusing itu kantong:)

Lalu, apa yang perlu dilakukan agar bingung itu menjadi titik awal (starting point) buat menulis?

1. Mencoba fokus
Kemampuan berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran itu sangat penting. Dengan fokus, maka pikiran dapat terhindar dari rasa kalut. Kalut karena dikejar deadline permintaan opini dari sebuah koran. Kalut juga terjadi karena terlalu banyak pikiran, sehingga bingung mau menulis apa atau yang mana.

Rasa kalut bisa juga muncul karena dikejar-kejar komitmen menulis 'satu artikel, satu hari di Kompasiana'. Ketika artikel diupload, ternyata admin ingin 'kenalan' dengan artikel itu. Kalut itu pun bisa menjadi-jadi, khususnya bagi yang belum berpengalaman mendapat 'sapaan' itu:)

Dalam situasi ini, seorang penulis sebenarnya mempunyai banyak atau berlebihan informasi alias information surplus. Dalam rasa bingung dan kalut itu karena surplus informasi itu, satu-satunya cara agar tetap mampu menulis adalah tetap berkonsentrasi menulis. Kemampuan untuk tetap menulis harus diupayakan tetap ada, walaupun sedang bingung gegara surplus informasi.

2. Tidak mengalami defisit informasi
Kebingungan juga dapat terjadi karena information atau data deficit. Seorang penulis harus menghindari situasi defisit informasi atau data. Sesuatu yang aneh ketika seorang penulis bingung tidak bisa menulis karena tidak memiliki informasi cukup atau data deficit. Boleh bingung, namun seorang penulis harus memiliki informasi mengenai sesuatu hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun