Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Strategi Diplomasi agar Mahasiswa Tidak "Ilfeel" di Kencan Pertama

29 April 2021   19:54 Diperbarui: 30 April 2021   03:58 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kencan Pertama - Sumber: urbanmatter.com

Kencan pertama itu penting dan tidak boleh ilfeel. Saking pentingnya, seorang mahasiswa kadangkala perlu mempersiapkan segala sesuatunya demi menghindari ilfeel. Oleh karena itu, persiapan untuk kencan pertama menjadi sangat serius.

Persiapan itu bisa macam-macam. Bisa soal pakaian, misalnya casual seperti yang dipakai kuliah. Bisa juga soal parfum yang wanginya khusus. Bisa juga obrolan apa saja yang disukai oleh teman kencan, hingga ke soal-soal lainnya.

Itu semua demi tujuan tunggal, yaitu kencan pertama itu harus mengesankan. Dengan kesan baik itu, dua orang pelaku kencan itu bisa berencana untuk kencan-kencan selanjutnya. Kencan bisa berkelanjutan dan hubungan dua hati semakin berkembang.

Di antara berbagai persiapan kencan itu, ada satu persiapan yang sangat penting, yaitu strategi berkencan. Strategi ini akan menentukan berbagai pernak dan pernik (seperti parfum, pakaian, obrolan, dll) yang akan digunakan agar kencan pertama tidak ilfeel.

Strategi ini saya ambil dari kuliah diplomasi, jadi saya namakan saja strategi diplomasi. Ini merupakan bagian dari beberapa upaya saya untuk 'mendekati' mahasiswa. Usia saya yang menua, tetapi, sebaliknya, usia mahasiswa malah semakin memuda telah memaksa saya harus 'kreatif' dan 'inovatif' dalam mengajar.

Untuk menjelaskan tiga teori atau pendekatan utama dalam diplomasi, saya menjelaskannya dengan cara atau tertentu. Tujuannya agar mahasiswa mudah memahami teori atau pendekatan dalam studi diplomasi.

Salah satu caranya adalah menjelaskan beberapa teori yang bertebaran di studi ini dengan contoh yang ada dalam keseharian mahasiswa. Salah satunya adalah kencan pertama.

Ada tiga pendekatan atau teori utama di studi ini, yaitu realisme, liberalisme, dan konstruktivisme. Dengan kasus kencan pertama, saya mencoba membumikan cara memahami ketiga pendekatan itu ke dalam strategi untuk kencan pertama agar tidak ilfeel.

1. strategi realisme merupakan strategi seseorang yang egois dan mau menangnya sendiri. Bagi seorang realis, kencen pertama harus berhasil menaklukkan hati calon pasangannya dengan segala cara. At all costs. Jika perlu, merebut pacar orang lain...

Seorang realis memandang jagat perkencanan sebagai medan perang. Dalam peperangan, yang ada hanya pihak pemenang dan pihak yang kalah. Bisa dibayangkan, seorang realis adalah pejuang gigih yang harus menang dalam kencan pertama.

2. Strategi liberal. Strategi ini memandang kencan pertama harus saling menguntungkan. Bukan win -loose seperti realis, tetapi win-win.

Dengan cara liberal ini, kedua pihak sama-sama memiliki kepentingan untuk sebuah pertemuan pertama yang berhasil. 

Keuntungan bersama itu menjadi faktor terpenting bagi seorang liberal. Yang pasti penganut liberal tidak berpandangam bahwa segala sesuatunya bebas. Bukan begitu artinya.

3. Strategi konstruktivis yang lebih mengedepankan pada nilai atau value yang mau diusung dalam sebuah kencan pertama. Sebagai bagian kecil dari sebuah hubungan berkelanjutan, kencan pertama harus bermakna khusus bagi kedua calon pasangan. 

Value apa yang hendak diusung dalam sebuah kencan? Misalnya, tradisi Jawa memiliki value tentang bobot, bibit, bebet dalam hubungan cinta. 

Sejauh mana kedua pelaku kencan berpegang pada value dalam tradisi Jawa itu? Penganut konstruktivisme perlu mempertimbangkan value itu ketika hendak berkencan.

Ketiga strategi diplomasi bagi kencan pertama itu merupakan pilihan. Bukan berarti strategi yang satu lebih baik ketimbang yang lain. Pilihan terhadap sebuah strategi lebih didasarkan pada kesesuaian dengan kepribadian seseorang.

Jika dilihat sekilas, strategi diplomasi dalam berkencan itu tampaknya buruk. Ini hanya persepsi atau pandangan subyektif saja. Dalam konteks yang luas, banyak negara yang egois atau mau menang sendiri. 

Di jaman pandemi ini, misalnya, banyak negara mengutamakan kepentingannya sendiri. Ini tampak nyata pada persaingan antar-negara untuk menjamin persediaan vaksin bagi rakyatnya sendiri.

Sekali lagi, pilihan terhadap salah satu strategi diplomasi dalam berkencan itu sangat ditentukan oleh kepribadian pelaku kencan. Semua strategi dipraktekkan demi menghindari ilfeel di kencan pertama.

Dengan penjelasan seperti itu, perkuliahan pun berjalan lancar. Materi kuliah bisa dipahami mahasiswa dengan lebih mudah sesuai harapan saya. 

Sebaliknya, mahasiswa mendapat tambahan materi, yaitu strategi diplomasi ternyata bisa dipakai agar kencan pertama tidak ilfeel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun