Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konstruktivisme: Membangun Norma Global bagi Vaksinasi Covid-19 Untuk Semua

24 Januari 2021   21:24 Diperbarui: 24 Januari 2021   21:34 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah membahas pendekatan realisme dan liberalisme dalam konteks pandemi Covid-19, lalu bagaimana konstruktivisme menjelaskan isu pandemi dan vaksin? 

Dalam studi Hubungan Internasional, ada tiga pendekatan arus utama, yaitu realisme, liberalisme, dan konstruktivisme. Dua pendekatan pertama telah diuraikan pada tulisan sebelumnya, sehingga tulisan ini menjelaskan konstruktivisme. Agar uraiannya lebih mudah dipahami dan ‘membumi’, beberapa informasi tentang pandemi dan vaksin akan digunakan di tulisan ini.

Berangkat dari bahasan realisme, persebaran pandemi Covid-19 telah menimbulkan reaksi unilateral dari aktor negara. Berbagai negara mengambil kebijakan perlindungan atas keselamatan warganegaranya. Pandemi Covid-19 dianggap ancaman keamanan negara, sehingga menjadi game changer bagi menguatnya kepentingan nasional dari sebuah negara. Pembatasan mobilitas warganegara dan penghentian interaksi manusia lewat penutupan bandara-bandara internasional menjadi sebagian dari unjuk kekuatan aktor negara.

Dari liberalisme, pandemi Covid-19 memaksa berbagai negara berinteraksi dengan aktor-aktor non-negara di berbagai belahan dunia untuk menjamin kerjasama perdagangan masih berjalan selama masa pandemi ini. Jaminan kerjasama perdagangan terutama untuk fair access dalam perdagangan alat-alat kesehatan dan obat-obatan, khususnya vaksin Covid-19. Kebebasan mobilitas barang memungkinkan masker, alat-alat kesehatan, dan vaksin Covid-19 melintasi batas-batas negara, tanpa harus dihambat oleh kebijakan lockdown dari berbagai negara.

Setelah negara sebagai aktor utama dalam realisme menjalankan perannya sebagai unit utama dan satu-satunya dalam hubungan internasional; Dalam liberalisme, negara dan aktor-aktor non-negara menjamin kerjasama perdagangan tetap berjalan di masa pandemi Covid-19 ini.

Berbeda dengan dua pendekatan itu, pendekatan konstruktivisme mendorong negara dan aktor-aktor non-negara membentuk aturan main bersama demi menangani pandemi dan akses global terhadap vaksin Covid-19. Aturan main bersama itu untuk menjamin kesehatan global dari penduduk negara-negara miskin yang tidak mampu membeli vaksin. Kecenderungan unilateralisme melalui kebijakan lockdown nasional dan nasionalisme vaksin telah diantisipasi melalui berbagai upaya mendorong kerjasama multilateral dalam penyediaan vaksin secara global untuk semua.

Beberapa Tugas
Ada beberapa 'tugas' yang harus dijalankan aktor negara dan non-negara menurut pendekatan konstruktivisme. Pertama, pendekatan ini lebih fokus pada aturan main atau rezim, ketentuan, peraturan. Namun demikian, aturan main itu bukan hukum yang bersifat mengikat bagi aktor-aktor di dalamnya. Aturan main masih bersifat longgar atau tergantung kesepakatan di antara aktor-aktor pembuatnya untuk menilai efektifitas dan manfaat dari aturan main itu.

Aturan main bersama dibentuk secara multilateral demi menangani pandemi dan akses global terhadap vaksin Covid-19. Berbagai negara melakukannya melalui mekanisme kerjasama multilateral Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Aturan main bersama itu untuk menjamin kesehatan global dari penduduk negara-negara miskin yang tidak mampu membeli vaksin. 

Norma global yang dibangun adalah bahwa vaksin Covid-19 merupakan barang publik global di berbagai forum multilateral, sehingga masyarakat internasional harus menyediakannya.

Lebih dari 150 negara secara aktif terus memantau perkembangan pengembangan vaksin multilateral ini. Berbagai pertemuan multilateral secara virtual diselenggarakan melalui World Health Organization (WHO) dan Coalition for Epidemic Preparedness Inovation (CEPI), termasuk pada Sidang Umum PBB pada September 2020.

Indonesia termasuk salah satu negara di garis depan sebagai pendukung norma global vaksin. Pada pertemuan ke-75 Majelis Umum PBB pada September 2020, Presiden Joko Widodo mendukung kesetaraan akses bagi semua negara untuk mendapatkan pasokan vaksin COVID-19 yang aman dan dengan harga terjangkau. Komitmen multilateral telah dibuat dan disepakati negara-negara pendukung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun