Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika "Link" Invitasi Zoom adalah Kunci

25 Oktober 2020   17:03 Diperbarui: 25 Oktober 2020   17:05 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pikiran-rakyat.com

Normal baru tidak lagi baru, tetapi sudah menjadi kebiasaan. Menjadi kegiatan atau sesuatu yang biasa dilakukan. Tidak ada lagi kebaruannya. Situasi dan kondisi itu yang terjadi sekarang ini. Banyak hal baru terjadi di awal virus Corona menyebar di Maret dan April lalu. Setelah delapan bulan berlalu, kebaruan itu telah berubah menjadi biasa.

Tulisan ini mengajak melihat salah satu aspek normal baru yang tidak baru lagi itu, namun telah menimbulkan perubahan yang tidak disadari. Perubahan itu memiliki dampak yang berbeda. Artinya, perubahan ini tidak berlaku umum di seluruh Indonesia. Syarat dan ketentuan berlaku.

Salah satunya adalah link invitasi  (invitation link) zoom. Orang memerlukan undangan dalam bentuk link atau tautan ke zoom untuk bisa bertemu secara daring atau tatap layar. Begitu pula dalam perkuliahan.

Saya mengamati bahwa otoritas kuliah onlen tampaknya tidak lagi berada di tangan kampus, tetapi telah berpindah ke tangan dosen atau guru, atau pendidik. Kampus tidak memberikan otorisasi khusus mengenai tautan ini. Ibaratnya sebuah kafe tidak memiliki produk jualan khas yang menjadi identitasnya. Walaupun dosen memiliki keleluasaan dalam mengatur perkuliahan (mungkin ini bagian dari kampus merdeka dan merdeka belajar), otoritas tetap perlu hadir dalam bentuk yang paling sederhana.

Kondisi ini seolah merupakan sebagian kecil dari perpindahan kantor ke rumah melalui work from home. Walau sekarang kegiatan kantor sebagian sudah dilajukan di kantor dengan protokol kesehatan yang ketat, kegiatan belajar tetap berlangsung dengan pusat di rumah-rumah dosen. Bukan kampus atau sekolah.

****
Semua berawal dari kuliah onlen. Setiap mau kuliah onlen, mahasiswa selalu meminta saya mengirimkan link invitasi zoom ke grup WhatsApp (wa). Kebetulan aplikasi zoom dipakai untuk video conference perkuliahan. Awalnya saya biasa saja, tetapi lama-lama saya merasakan ada yang aneh dengan permintaan itu.

Iya, aneh saja. Mengapa mahasiswa minta link zoom itu ke saya? Bukankah seharusnya mereka minta link itu ke kampus, bukan ke dosen? Kampus lah yang seharusnya menyediakan link itu. Link invitasi zoom itu kan ibaratnya kunci ke ruang kuliah atau kelas. Kunci kelas itu disimpan di kampus dan tentu saja harus diambil di kampus. Link itu ibaratnya representasi kampus.

Ini seperti ketika perkuliahan berlangsung di kelas-kelas di gedung kampus. Kunci kelas disimpan di kampus. Ketika ada kuliah, kunci kelas diambil di kampus pula. Mahasiswa tidak meminta kunci kelas ke dosennya.

Lalu, tiba-tiba listrik mati. Kuota internet habis. Kuliah onlen selesai begitu saja. Mau pindah ke tempat lain, seperti kafe, demi mendapat koneksi internet tidak bisa. Pagi hari baru saja membuka diri. Masih jam 7.15 WIB. Kafe dan tempat internet gratis masih tutup. Ternyata mau melanjutkan kuliah onlen malah ribet. Di luar rumah pun mulai hujan. Ya sudah, kuliah tak perlu dilanjutkan dan diganti lain waktu.

Kondisi ini tentu saja akan berbeda apabila perkuliahan berada di kampus. Listrik mati di kampus bisa ditunggu hingga hidup lagi atau diganti hari lain dengan tetap menjalankan perkuliahan di kampus.

***
Begitulah sekelumit repot dan ribetnya kuliah onlen sekarang. Empat minggu sudah onlenisasi kuliah berjalan. Di semester ini, persiapan dan pelaksanaannya sudah lebih baik ketimbang semester lalu yang mendadak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun