Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulislah dengan Gayamu Sendiri

10 Oktober 2020   15:34 Diperbarui: 10 Oktober 2020   15:38 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis dengan caramu sendiri, dengan gayamu sendiri mestinya lebih leluasa dan menyenangkan. Dengan rasa percaya diri, menulis menjadi sebuah oase untuk merangkai kata-kata menjadi kalimat, dan menjadi alinea. Akhirnya, terbitlah sebuah esai pendek sebanyak 500-700 kata untuk ditayangkan di Kompasiana ini.

Kompasiana merupakan ruang terbuka bagi penulis untuk menunjukkan gaya tulisnya sendiri. Sebagai sebuah blog dengan tambahan label beyond, Kompasiana merupakan ruang bermain yang mewah untuk menulis. Dengan Kompas berada di balik Kompasiana, kualitas dan kuantitas Kompasianer, jejaring individu dan lembaga, serta limpahan tulisan di dalamnya telah menawarkan sebuah perangkat lengkap untuk menulis dengan pilihan gaya menulis yang beraneka ragam. Kompasiana adalah medium dan, sekaligus, alat untuk menulis.

Menulis merupakan pengalaman pribadi, yang khas, unik, dan berbeda antara penulis satu dengan lainnya. Dengan sifat yang mempribadi itu, menulis tidak perlu mencontoh gaya tulisan orang lain. Dengan menulis, orang menumpahkan segala gelayut rasa dan bermacam buah pikirannya sendiri. Menulis seperti itu berjalan tanpa rasa takut, apalagi rasa bersalah. Karena menulis adalah karya pribadi yang berbeda dari tulisan orang lain. Mengapa takut untuk berbeda dalam gaya menulis?

Dengan gaya khas-nya, menulis bisa berlangsung secara berkala, menjadi kebiasaan. Menulis tidak hanya berhenti pada esai pendek 500-700 kata saja. Rutinitas menulis pun bisa berujung pada kumpulan dari tulisan-tulisan tentang berbagai soal kehidupan dengan gaya serupa. Gaya menulis itu secara perlahan memberikan identitas bagi penulisnya. Sematan identitas itu seturut dengan gaya menulis. Entah karena gaya atau cara menulisnya, pilihan kata kalimat, atau gaya bercerita-nya. Menulis dengan gaya sendiri itu yang justru dicari karena memamerkan identitas. Identitas itu mengukuhkan gaya menulis yang pribadi dan unik itu.

Maka dengan itu, orang-orang mengenal penulis dengan gaya khas itu sebagai identitas. Para penulis menjadi dikenal dan terkenal karena gaya menulisnya yang sendiri, berbeda, dan unik. Para penulis populer seperti: Pramudya Ananta Toer, Andrea Hirata, Dewi Lestari, Ayu Utami, atau penulis milenial semacam Raditya Dika dan Fiersa Besari memiliki gaya menulis sendiri sebagai identitasnya. Identitas yang berbeda itu yang membuat mereka populer dan dibaca tulisannya.

Menulis dengan gayanya sendiri, seperti para penulis terkenal itu, mempertunjukkan identitas yang berbeda. Selebrasi kepada mereka justru karena gaya menulis mereka berbeda. Beragam. Menawarkan keunikan pribadi. Bukan keseragaman gaya menulis, apalagi penyeragaman. Seperti itulah iklim menulis dengan gaya yang menghargai perbedaan, bukan keseragaman.

Mari kita buktikan. Pergilah ke toko-toko buku milik saudaranya si Kompasiana ini. Lihatlah betapa melimpah ruah beraneka ragam novel memenuhi rak-rak buku. Semua itu ditulis dengan gaya menulis sendiri yang berbeda. Kalau tidak percaya, silahkan cek sendiri. Masing-masing novel menawarkan gaya menulisnya sendiri. Ada semacam kompetisi di antara beragam novel itu untuk berebut pembeli yang menyukai dan cocok dengan gaya menulis tertentu. Ragam gaya menulis ditampilkan secara terbuka agar menemukan pembacanya sendiri.

Sayangnya, menulis novel yang kemudian dijual di toko buku itu sama sekali bukan impian saya. Tarikan nafas menulis saya terlalu pendek dan terengah untuk menulis novel. Saya merasa lebih cocok menulis esai pendek, seperti selama ini saya lakukan. 500-700 kata tampaknya lebih sesuai dengan syarat dan kondisi saya. Niatan itu tanpa disangka bisa berlangsung rutin setiap hari selama hampir 30 hari ini di Kompasiana.

Selama itu pula, menulis dengan gaya sendiri sudah dicoba dilakukan. Kenyataannya, menemukan gaya menulis saya sendiri ternyata bukan perkara mudah, memerlukan waktu, dan merupakan proses jangka panjang. Saya mencoba menjalani proses itu dengan prioritas segera menyelesaikan tulisan, preview sebentar untuk editing tulisan itu, lalu ditayangkan di Kompasiana. 

Akhirnya, tulisan ini tersaji untuk anda. Terimakasih telah berkenan membacanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun