"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya."
Sebuah pepatah yang tampaknya sedang sangat ditakutkan oleh seorang teman, sebut saja Soleh (bukan nama sebenarnya).
Beberapa hari terakhir, di sela-sela aktivitas bekerja sebagai koki restoran di bilangan Jaksel, Soleh menyempatkan waktu untuk mengobrol dengan saya. Dari yang mula-mula sebatas membahas soal pekerjaan dan hobinya mengoleksi ikan cupang. Sampai kemudian, Soleh mulai membuka obrolan yang menurut saya cukup serius, kali ini ia sembari menunjukan foto putrinya yang mulai memasuki usia remaja.
"Melihat anak mulai gede, aku jadi khawatir, lho. Anakku kan perempuan, kamu ngerti sendiri pergaulan jaman sekarang kaya gimana," ungkap Soleh.
"Maksudnya gimana, Om?"
Saya memanggilnya Om, ya karena, usia kami memang terpaut cukup jauh.
"Sini deh, kamu lihat ini!" katanya sambil menunjukkan aplikasi Mi-Chat di ponselnya.
"Mi-Chat? Memangnya kenapa, Om?" tanyaku yang sebetulnya pura-pura penasaran demi obrolan supaya tetap berjalan.
"Aku sering pake jasa open BO di aplikasi ini." Katanya menjelaskan. "Kadang saya menyewa kamar di OYO, kadang juga pakai Reddorz. Kalau nggak sempet ya di kontrakan," lanjutnya.
Sejujurnya, saya tidak begitu kaget, sebab sebelum ini, saya sudah sering mendengar kebiasaan Soleh memakai jasa open BO dari seorang teman yang lain, saban awal bulan, tentu setelah memastikan sudah transfer uang untuk keperluan anak dan istrinya di kampung.Â
Barangkali berita tersebut sudah menjadi rahasia umum di tempat kerja kami, bahkan berdasarkan penuturan seorang teman yang lain, Soleh kerapkali berkunjung ke lokalisasi tenda biru, sebut saja seperti Gunung Antang, Boker, Gang Royal, hingga di sepanjang rel Stasiun Jatinegara.