Surat Cinta untuk Ramadan Tahun Depan
Oleh : Lucky Zamaludin MalikÂ
Ramadan yang mulia,
Aku tahu engkau baru saja meninggalkanku. Namun, rindu ini begitu cepat mengendap, seperti embun yang jatuh di ujung dedaunan saat fajar. Masih terasa hangatnya sahur terakhir, masih terdengar gema takbir yang menggema di sudut langit. Tapi aku di sini, menulis surat ini untukmu, Ramadan yang akan datang.
Aku ingin meminta maaf. Tahun ini, aku masih sering lalai. Salat tarawihku bolong di sana-sini, tilawah Qur'anku kadang hanya menjadi suara di bibir, tapi tidak menyentuh hati. Aku masih suka terburu-buru dalam sujud, padahal aku tahu, engkaulah bulan yang penuh ampunan, bulan di mana Allah begitu dekat dengan hamba-Nya. Aku terlalu sibuk dengan urusan dunia, hingga lupa bahwa engkau adalah tamu istimewa yang harus aku jamu dengan ibadah terbaik.
Ramadan, tahukah engkau? Ada banyak momen yang sebenarnya ingin aku perbaiki. Saat azan Magrib berkumandang, aku sering tergesa-gesa menyantap hidangan tanpa terlebih dahulu bersyukur secara mendalam atas rezeki yang Allah berikan. Aku terlalu sibuk memikirkan urusan pekerjaan dan duniawi, hingga lupa bahwa berbuka puasa bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga tentang merasakan nikmatnya berbagi dan bersyukur. Aku ingin tahun depan, setiap suapan yang masuk ke mulutku dipenuhi dengan rasa syukur yang tak terhingga.
Aku juga masih ingat malam-malam Ramadan yang kulewati dengan kantuk, padahal di situlah saat yang paling mustajab untuk berdoa. Aku sering lupa bahwa pada sepertiga malam, Allah turun ke langit dunia, menunggu hamba-hamba-Nya meminta dan mengadu. Aku ingin tahun depan, aku lebih kuat menahan kantuk, lebih bersungguh-sungguh dalam sujud, dan lebih khusyuk dalam munajat.
Ramadan yang kucinta,
Aku ingin memperbaiki diriku sebelum engkau datang kembali. Aku ingin menyambutmu dengan hati yang lebih bersih, dengan iman yang lebih kuat. Aku ingin menghafal lebih banyak ayat-ayat cinta dari Rabb-ku, agar ketika engkau tiba, aku sudah siap untuk menyelami lautan keberkahanmu dengan sepenuh hati. Aku ingin memperbanyak sedekah, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk perhatian, kasih sayang, dan doa bagi mereka yang membutuhkan.
Aku ingin menjadikanmu bukan sekadar tamu, tetapi sahabat sejati yang meninggalkan jejak di hatiku sepanjang tahun. Aku ingin merasakan keberkahanmu bukan hanya dalam sebulan, tetapi dalam setiap detik hidupku setelahnya. Aku ingin menjadikan malam-malam Ramadan sebagai malam-malam terindah yang selalu kurindukan, malam-malam yang membuat air mataku mengalir bukan karena dunia, tetapi karena rindu kepada Allah dan Rasul-Nya.
Ramadan, jika Allah masih mengizinkanku bertemu denganmu lagi, aku berjanji akan lebih baik. Tapi jika takdir berkata lain, dan aku tak lagi memiliki kesempatan untuk menjumpaimu, izinkan aku berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosaku yang lalu. Izinkan aku menutup hidup ini dengan iman yang teguh, dengan hati yang bersih, dan dengan keyakinan bahwa rahmat Allah selalu lebih besar dari segala kesalahan yang telah aku perbuat.