Mohon tunggu...
Lucky Damara
Lucky Damara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Apa?

24 Januari 2021   20:19 Diperbarui: 24 Januari 2021   20:29 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang lebih santun ketimbang bahasa pamit dari cinta yang tertolak?
Memapah harap yang tak pernah tidur dan membawa serta huruf-huruf retak yang terlunta dan penuh luka
Seperti kamus malam yang tergeletak dan dingin dihajar hujan
Apa yang lebih diam, selain langkah sunyi yang takut setelah hardik badai menggumamkan salam akhir dan memintanya berbalik
Serupa peringatan deru rel kereta yang angkuh.
Sebab itu lah cinta pergi membawa segala yang hendak ia beri, tanpa keluh, tanpa mengaduh.

Bandarlampung, 24 Januari 

2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun