Mohon tunggu...
Luca Cada Lora
Luca Cada Lora Mohon Tunggu... Mahasiswa/Pelajar -

Entrepreneur, vegan & energy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Biofuel sebagai Pionir Penurunan Energi Fosil

29 Agustus 2017   14:29 Diperbarui: 29 Agustus 2017   14:49 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsumsi Bahan Bakar Mesin (BBM) di Indonesia akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Sehubungan dengan itu, penggunaan energi fosil minyak bumi digeber habis-habisan untuk menyediakan pasokan BBM ke masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, konsumsi BBM di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan total konsumsi mencapai 70 milyar liter pada tahun 2016.

Transportasi menjadi jantung dari pergerakan roda ekonomi. Hal ini tidak dapat dihentikan begitu saja dengan menekan penggunaan berbagai alat transportasi, mulai dari kendaraan bermotor, truk dengan mesin diesel, hingga pesawat yang menggunakan mesin jet. Pada prinsipnya, semua kendaraan tersebut menggunakan sistem internal combustion engine atau mesin pembakaran dalam yang bergantung pada bahan bakar cair. Dalam penggunaannya, emisi gas buang berupa CO2menjadi perhatian yang intens dewasa ini karena sifatnya yang merusak lapisan ozon dan menjadi gas rumah kaca sehingga menyebabkan pemanasan global. Energy Information Administration(EIA) mengestimasikan CO2yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor baik dari bahan bakar bensin ataupun solar di Amerika mencapai 1,54 juta metrik ton pada tahun 2016.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan emisi CO2dari kendaraan bermotor, misalnya dengan penggunaan mobil listrik yang tidak meninggalkan jejak karbon sedikitpun jika energinya disuplai dari sumber energi terbarukan yang tidak meninggalkan jejak karbon pula. Namun rata-rata, emisi yang dihasilkan dari mobil listrik mencapai 0-5 gram CO2per km, coba bandingkan dengan penggunaan BBM yang menghasilkan 750 gram CO2. Katanya, kendaraan yang ditenagai oleh listrik menjadi transportasi masa depan. Lalu, apakah kendaraan yang masih menggunakan BBM akan menjadi rongsokan logam ? 


Inilah saatnya masa transisi internal combustion engine menjadi mobil listrik sesungguhnya. Proses ini tentu tidak mudah dan berlangsung cepat, namun dapat dibarengi dengan bahan bakar cair ramah lingkungan pada mesin konvensional serta teknologi hybrid pada mobil listrik yang mengkombinasikan listrik dengan BBM. Pada akhirnya, pengurangan emisi CO2menjadi tolok ukur perkembangan teknologi tersebut.

Hal itulah yang menjadi perhatian peneliti dalam mengembangkan energi terbarukan berbasis bahan bakar cair, salah satunya adalah biofuel. Dari katanya saja sudah bisa ditebak bahwa biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari makhluk hidup (bio) terutama tumbuhan yang dapat menggantikan atau setara dengan bahan bakar fosil. Biogas dan biomassa adalah contoh dari biofuel yang telah dibahas pada artikel sebelumnya sehingga pada artikel ini akan dibahas mendetail pemanfaatan biofuel sebagai bahan bakar cair untuk kendaraan.


Sumber : Siantar news

Jika anda sering mengisi BBM di SPBU, pasti sangat familiar dengan kata bio solar atau biodieselyang sekarang telah menggeser solar sebagai bahan bakar utama kendaraan dengan mesin diesel. Namun demikian, tidak sepenuhnya biodisesltersebut murni atau 100%, melainkan hanya 20% (B20) dari total volume bahan bakar tersebut. Artinya, dalam sepuluh liter biosolar masih mengandung delapan liter energi fosil. Peraturan Menteri EDM No. 12 Tahun 2015 inilah yang mewajibkan pemakaian biodiesel sebesar 20% pada kendaraan bermotor pada tahun 2016. Sedangkan pada pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar solar, diwajibkan memakai biodiesel sebesar 30% (B30). Pencampuran biodiesel dengan porsi 20% ini merupakan campuran yang paling ideal untuk kondisi mesin di Indonesia saat ini - euro 2- karena sedari awal dirancang untuk "meminum" solar. Bahkan sebelum adanya peraturan B20, campuran biodiesel hanya mencapai 5%. 


Penggunaan biodiesel dengan konsentrasi berlebih hanya akan dapat menyebabkan kegagalan mesin hingga terjadinya kerusakan komponen pada mesin diesel konvensional. Perbedaan karakteristik yang mencolok antara biodiesel dan solar menjadi hambatan bagi penerapannya pada mesin diesel generasi lawas seperti euro 2 dan euro 3 yang masih banyak beredar di Indonesia. Misalnya pada flashingpoint dan bilangan setana bahan bakar tersebut, serta berbagai perbedaan karakteristik lainnya sehingga belum memungkinkan untuk menggunakan biodiesel 100% (B100). 

Biodieselmerupakan merupakan salah satu produk biofuel yang telah berkembang hingga empat generasi yang dimulai dari fermentasi hasil pertanian yang dikonversikan menjadi ethanol dan biodiesel. Data dari Kementerian ESDM pada tahun 2016, produksi biofuel di Indonesia mencapai 3,6 milyar liter yang diproduksi dari crude palm oil (CPO). Proses trans-esterifikasi merupakan kunci utama produksi biodiesel dari CPO. Proses kimia tersebut mengkonversikan minyak dan lemak nabati dari CPO menjadi asam lemak bergugus metil ester yang disebut dengan biodiesel. Selain biodiesel, bioethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi karbohidrat dari tumbuhan juga merupakan bahan bakar terbarukan saat ini yang dapat berasal dari jagung, tebu, sorghum hingga tembakau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun