Seow Ting Lee dalam jurnalnya di Pusat National untuk Informasi Bioteknologi (NCBI), China melihat adanya kekosongan kepemimpinan global terkait masalah vaksin tersebut dan memandangnya sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan kemampuan soft power China dalam konteks situasi geopolitik dunia terutama setelah Amerika Serikat banyak menarik diri dari banyak organisasi internasional selama pemerintahan Amerika Serikat sebelumnya.
Bloomberg Businessweek, Â menuliskan kegagalan Amerika Serikat dalam menghadapi pandemi sedangkan China berhasil mendapatkan keuntungan strategi di masa depan dengan gerak cepatnya membantu banyak negara di Afrika, Asia, Amerika Latin dan Timur Tengah.
Secara singkat tindakan beberapa negara tertentu yang dengan sigap membantu negara lain dalam fase awal pengadaan vaksin melalui pendekatan diplomasi vaksin memberikan peluang besar bagi negara -- negara tersebut untuk semakin mengukuhkan suatu gambaran diri negara tersebut yang dapat diasosiasikan dengan sesuatu yang mendunia (seperti contohnya : Korea dengan K-Pop), contoh dalam hal ini adalah China dapat mengasosiakan kemajuan teknologi China sebagai negara yang maju dalam hal riset teknologi namun tetap berbaik hati dan mau untuk selalu berbagi. Yang pada akhirnya akan semakin meningkatkan kemampuan soft power mereka di masa mendatang dalam mempengaruhi negara lain. (***)
Referensi :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8259554/
https://www.who.int/initiatives/act-accelerator/covax
Â