Mohon tunggu...
Lubna Laila
Lubna Laila Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Islamic Comunication and Broadcasting

Feminis garis kawai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Tuna Asmara

4 Desember 2022   02:43 Diperbarui: 4 Desember 2022   02:53 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

''Aku perempuan independen, kasih tau aja lokasinya ga perlu di temenin,'' ujarku.

Arjuna menggeleng, melambai-lambaikan tangan tanda tidak sepakat.

''Engga boleh, kamu kan gak bisa baca map!'' hardiknya.

Aku menutup telinga tak acuh, apa-apaan Arjuna. Aku kan perempuan merdeka, mana mau didoktrin sedemikian rupa.

''Lagian, kalo kamu diculik gimana?''

''Astagaa, Aku bukan balita kali,'' jawabku sekenanya.

''Cari pacar gih, biar ada yang jagain.''

Lengang sejenak, ini adalah topik paling sensitif sepanjang kami berdiskusi. Bukan sekali-dua kali kami membahasnya, endingnya kami selalu bertengkar tanpa ada kesepakatan apapun.

Aku tak berminat memperpanjang lebih lanjut, hatiku nyeri berdenyut, sebuah trauma kembali menghantamku. Pilu sekali di hati kecilku.

***

Masih sangat pagi untuk sekedar membangunkan diri dari posisi rebah menghanyutkan ini, bagiku alam mimpi lebih indah daripada realitas. Hari ini aku ingin tidur seharian tanpa mengecek ponsel, puasa dari segala social media, bilamana ternyata kejenuhan benar-benar menikam badan, Aku akan bangun untuk membaca novel petualangan. Aku tidak ingin melihat sesuatu yang membakar hati, memilih untuk tidak mengetahui apapun.  Termasuk kebucinan siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun