Mohon tunggu...
Lubisanileda
Lubisanileda Mohon Tunggu... Editor - I'm on my way

A sky full of stars

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lansia; Membuang Kata Terbuang

23 Agustus 2021   00:45 Diperbarui: 23 Agustus 2021   12:35 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan mereka sehari-hari tak ubahnya seperti kegiatan mengurus/merawat bayi atau anak. Malah diungkapkan Suster Theresia lebih mudah mengurus bayi ketimbang lansia. Segala kegiatan di Karya Kasih sudah terjadwal. Misalnya pada pagi hari setelah bangun, mereka sarapan, kemudian ada kegiatan bersih-bersih (mandi dan berpakaian), ada juga kegiatan senam pagi dan fisioterafi. Tepat pukul 10.00 adalah jam minum teh, kemudian mereka dibagikan roti. Menunggu pukul 12.00 (jam makan siang) para lansia bebas beraktivitas. Ada yang menonton televisi, mengobrol, jalan-jalan, membaca dan lainnya.

Disini tidak diberlakukan jam tidur siang. Kalau pun ada, namanya bukan tidur siang tapi golek-golek. Pasalnya diungkapkan Suster Theresia jam orang tua itu semakin sedikit. Kalau mereka tidur siang, pada malam harinya mereka bisa tidak tidur. Oleh karena itu jam tidur hanya diberlakukan pada malam hari saja.

"Biasanya pukul 19.00, mereka sudah tidur," sahutnya.

Bagaimana jika ada lansia yang meninggal? Apakah Karya Kasih juga bertanggung jawab memakamkan lansia itu? Tidak, jawab Suster Theresia. Menurutnya sejak lansia sakit, pihak Karya Kasih pasti memberitahu kepada pihak keluarga mengenai kondisi lansia itu. Begitupun jika ternyata lansia yang sakit itu akhirnya meninggal, pihak Karya Kasih akan memberitahu kepada pihak keluarga, dan memberikan tanggung jawab penuh kepada pihak keluarga mengurus pemakamannya.

Ini juga yang menjadi kendala Karya Kasih. Tidak semua pihak keluarga yang betul-betul memahami noktah hitam putih di awal perjanjian antara Karya Kasih dengan pihak keluarga. Ada juga pihak keluarga yang seolah-olah 'membuang' anggota keluarganya ke Karya Kasih. Dalam artian, mereka tidak peduli lagi apapun tentang anggota lansia yang dititipkan di Karya Kasih. Bahkan beberapa pihak keluarga berbohong terhadap Karya Kasih, kala suster memberitahu mengenai kondisi sakit anggota lansia.

Mereka mengatakan salah sambung sampai sudah pindah rumah. Padahal disadari atau tidak, Suster Theresia bilang kita semua pasti akan tua juga. "Saya pernah usir pihak keluarga yang berbohong itu! Saya katakan, jangan lagi pernah menginjakkan kaki di Karya Kasih," kenangnya.

Mereka Punya Alasan

Hermina masih terlihat segar dalam usia 75 tahun. Rambutnya sudah memutih, tapi gigi bagian atasnya terbilang masih lengkap. Usai jam minum teh, mantan sekretaris di sebuah perusahaan ini sedang mengobrol asyik dengan Suster Ginting di ruang fisioterapi. Persis di sebelahnya, Opung Simanjuntak asyik merajut benang wol. Dia seorang tuna netra. Nenek Hermina bilang tak ada yang memaksanya untuk masuk ke Karya Kasih. Ini atas permintaannya sendiri. Setelah ditinggalkan suami dan anak satu-satunya, Hermina hidup sebatang kara di masa tuanya. Sejak tahun 2000 dia hidup bersama dua anjing setianya. Sampai kedua anjingnya meninggal, Hermina pun sebatang kara. Akhirnya dia pun menjual rumahnya dan mendaftar ke Karya Kasih.

"Saya merasa senang disini, ada banyak kawan dan ada yang mengurus," bilangnya.

Opung Simanjuntak, seorang mantan guru. Dia berhenti kala usianya menginjak 60 tahun. Setelah itu Opung Simanjuntak berkelana; dia jalan-jalan ke Jakarta dan kota lainnya. Dalam usianya ke 84 tahun ini, Opung Simanjuntak masih perawan. Dia tidak menikah, hingga saat ini.

"Saya takut menikah, karena saya tidak yakin laki-laki itu setia sama saya," ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun