Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Professional Hypnotherapist & Trainer BNSP email: Luanayunaneva@gmail.com youtube: www.youtube.com/@luanayunaneva

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Makna Ramadan, Jaga Toleransi Antarumat Beragama

1 April 2023   23:57 Diperbarui: 2 April 2023   00:01 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi Antarumat Beragama dalam lingkup pelajar (ilustrasi: Kompas.com)

Bulan Ramadan adalah bulan yang dinantikan umat Muslim di seluruh dunia. Mereka berpuasa selama sebulan lamanya. Pola makan yang biasanya dilakukan tiga kali sehari, menjadi dua kali sehari, yakni sebelum subuh dan maghrib. Selain pola makan, tentu saja umat Muslim mengontrol hawa nafsu dan ego yang seringkali mendominasi dalam diri manusia, lebih ekstra dibandinkan hari-hari biasanya. Pasalnya, umat Muslim meyakini, bahwa Ramadan bermakna sebagai bulan pengampunan dosa. Seperti apa yang disampaikan oleh HR. Al-Bukhari yang berbunyi, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena keimanan dan hanya mengharap pahala, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.

Bagi umat Kristiani, bulan Ramadan juga memberikan makna tersendiri. Menjaga toleransi, salah satunya. Ya, sebagai minoritas, umat Kristiani menghargai apapun yang menjadi kewajiban dari agama lain, termasuk Muslim. Hal ini bisa ditunjukkan dengan tidak makan dan minum saat berada di ruang publik. Bahkan kalau pun ingin makan dan minum, tetap dapat dilakukan di ruangan lain.

Saya pun melakukan hal tersebut setiap kali bulan Ramadan tiba. Toleransi dengan teman-teman dan lingkungan dari berbagai latar belakang agama, sudah saya lakukan sejak kecil, seperti apa yang diajarkan oleh keluarga di rumah. "Saat bulan puasa, makan dan minumnya di dalam rumah ya!" begitu pesan Mama kepada saya dan adik.

Saya jadi teringat memori yang terjadi di masa lalu. ketika masih kecil sampai dengan usia SD, tak jadi masalah yang berarti, karena saya bersekolah di sekolah swasta berbasis agama Katolik. Namun saya sempat merasa cukup terkejut tatkala saya mulai bersekolah di SMP negeri. Menempuh pendidikan di sekolah negeri tentu mengharuskan saya untuk berbaur dengan teman-teman dari berbagai latar belakang daerah, agama, dan budaya. Katakanlah sama-sama tinggal di Kediri, ada sedikit perbedaan bahasa dan budaya antara mereka yang tinggal di kota dan kabupaten.

Proses adaptasi ini juga saya rasakan saat memasuki bulan Ramadan. Semua kantin tutup pada jam sekolah selama sebulan. Minum pun tidak dapat saya lakukan seperti hari-hari biasanya. Saya baru berani untuk minum dan makan sedikit kue saat tidak ada teman. Itu pun kadang ketahuan teman dan digojloki atau digoda,"Hayo, kamu makan ya?". Sekalipun mereka pun tahu jika saya adalah seorang Nasrani.

Malu kalau ketahuan teman Muslim saat mengganjal perut, saya tetap menjaga toleransi saat di depan umum. Namun kalau sudah tidak kuat untuk mengisi perut dengan kue dan air minum, saya terpaksa makan roti dan minum di toilet atau pun ruang ganti. Tidak nyaman? Tentu, tapi mau bagaimana lagi jika kelas tak kunjung sepi?

Namun saat saya duduk di kelas 3 SMP, di mana lebih mudah untuk mendapatkan akses keluar sekolah, saya memanfaatkannya bersama teman. Jadi, kami berjalan ke kantin bank yang tak jauh dari sekolah setiap kali bel istirahat siang. Di situ kami membeli teh botol dan sebungkus roti. Rasanya nikmat sekali, apalagi ruangan tersebut full AC. Berbeda dengan ruang kelas yang hanya mendapatkan ase, alias angin semilir, hehehe.

Pengalaman di atas mungkin kedengarannya sedikit konyol bagi orang dewasa. Namun, cara-cara tersebut pernah saya lakukan semasa SMP untuk tetap dapat menghormati teman-teman yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Mungkin yang masih saya terapkan sampai sekarang untuk menjaga toleransi antarumat beragama adalah mengonsumsi makanan dan minuman di dalam rumah atau mobil. Kalau pun dalam situasi terdesak, saya akan mampir ke warung atau kafe yang sedang beroperasional, kemudian memutuskan makan dan minum di sana. 

Kalo kamu, punya cara apa nih untuk menghormati dan bertoleransi dengan umat beragama lain?

Kediri, 1 April 2023

Luana Yunaneva

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun