Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Professional Hypnotherapist & Trainer BNSP email: Luanayunaneva@gmail.com youtube: www.youtube.com/@luanayunaneva

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Siap Menikah, Apakah Sudah Siap Juga Memiliki Anak?

17 Maret 2021   20:00 Diperbarui: 18 Maret 2021   02:00 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan (Sumber: pixabay.com)

Kalau biasanya yang ditampilkan orang di media sosial adalah sesuatu yang indah, jangan harap konselor berkata hal yang sama. Sebaliknya, konselor akan menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang dihadapi ke depan, termasuk soal anak.

Terlahir dari keluarga yang berbeda, tentu membuat kamu dan pasangan memiliki kehidupan yang berbeda pula. 

Latar belakang dan pola pengasuhan orangtua menjadi dua di antara hal yang membentuk kalian, sehingga menjadi sosok yang seperti sekarang ini. 

Hal inilah yang harus disesuaikan di antara kamu dan pasangan. Untuk disamakan, jelas tidak mungkin. Oleh karena itu, kerelaan hati untuk menerima dan terus belajar menjadi kuncinya.

Ilustrasi perdebatan antara suami istri (foto: Okezone)
Ilustrasi perdebatan antara suami istri (foto: Okezone)
Ada beberapa hal yang kerap terjadi pertentangan di antara pasangan suami istri setelah menikah. Hal tersebut tidak ada yang benar dan salah. Yang ada hanyalah kesesuaian dan kenyamanan keluarga tersebut dalam menjalankannya. Beberapa di antaranya adalah:

Satu, setelah wanita menikah, dia akan tetap bekerja atau menjadi ibu rumah tangga?

Kedua, dalam pengasuhan anak, siapa yang akan lebih banyak berperan? Istri, suami, atau berdua?

Ketiga, terkait nutrisi anak, mau full ASI, full sufor, atau kombinasi di antara keduanya?

Keempat, jika istri bekerja, lantas bagaimana dengan pengasuhan anak? Apakah bergantian dengan suami, dititipkan kepada orang tua, mertua, atau baby sitter?

Kelima, bagaimana pengelolaan keuangan keluarga dengan kondisi suami dan istri yang bekerja? Dan masih banyak lagi.

Oya, hal tersebut baru pembicaraan internal di antara suami-istri dan belum termasuk dengan keluarga besar. Jika rekan-rekan Kompasianer ingin menambahkan, saya persilakan untuk berkomentar di bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun