Mohon tunggu...
SUAR LSSPI
SUAR LSSPI Mohon Tunggu... -

SUAR (Suara Akar Rumput) adalah bagian dari LS2LP (Lembaga Studi Sosial Lingkungan @ Perkotaan)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Taman Keaneka Ragaman Hayati Sumedang Jawa Barat

30 Oktober 2013   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:50 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_275088" align="aligncenter" width="830" caption="Taman Keaneka Ragaman Hayati SumedangJawa Barat"][/caption]

Taman Keaneka Ragaman Hayati

Sumedang Jawa Barat

Tingkat keaneka ragaman hayati (biodiversity) di Indonesia sangat tinggi. Berbagai jenis flora dan faunatidak hanya terdapat di daratan, tapi juga di wilayah perairan. Tapi belum semuanya dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bahkan sebagian diantaranya terancam kepunahan akibat kerusakan lingkungan. Tentu, jika tidak segera diatasiIndonesia bakal kehilangan kekayaan alam yang amat berharga,terutama spesies yang bersifat endemikdaerah tertentu.

Di Indonesia, pemanfaatan kekayaan alam hayati memang masih terbatas dan umumnya secara tradisional sebagai kearifan lokal sepertiuntuk bahan pangan (sumber karbohidrat, protein, vitamin), sandang, papan, obat-obatandan sebagainya. Tapi kedepan kekayaan alam hayati juga dapat dimanfaatkan dalam bentuk yang lebih luas misalnya sebagai sumber energi terbarukan, bahkan dapat memberikan jasa lingkungan sepertipengatur tata air, pengendali iklim mikro, habitat hidupan liar, jasa ekowisata, serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat setempat/lokal.

Untuk menjaga kelestarian aneka ragam hayati sekaligus mendorong pemanfaatan kekayaan alam hayati secara kreatif, Kementerian Lingkungan Hidup menjalankan program pembangunan Taman Keaneka Ragaman Hayati (Taman Kehati). “Sekarang sudah sembilan provinsi memiliki Taman Kehati. Memang belum banyak, tapi sudah ada kemajuan, “ kata Ir. Antung Deddy R MPAsisten DeputiKeaneka Ragaman Hayati & Pengendalian Kerusakan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup yang menyertai kunjungan rombomgan wartawan lingkungan hidup di Jatinangor Sumedang Jawa Barat (Jumat, 25 Oktober 2013). Selain di Sumedang Jawa Barat, Taman Kehati juga terdapat diLampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Selatan.

Target Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), kata Antung setiap provinsi memiliki Taman Kehati dengan luas minimal 15 hektar.Tiap kabupaten minimal memiliki 1 taman Kehati dengan luas yang sama, sedangkan luas taman Kehati di perkotaan minimal 4-5 hektar. Fungsi Taman Kehati memang agak beda dengan taman yang lain. Sebab paling utama adalah untuk pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyaifungsi konservasi in-situ dan atau ex-situ.

1383111066265076499
1383111066265076499

Karakteristik Taman Kehati

Pembangunan taman Kehati memang beda dengan taman yang lain. Kriteria koleksinya mesti bersifat “Lokal-Endemik-Langka.”Prioritas koleksi tanamanadalah yang penyerbukan dan pemencaran bijinyadibantu oleh satwa. Serta strukturdan komposisi vegetasinya dapat mendukung kelestarian satwa dan penyerbuk dan pemencar biji.

Adanya hubungan timbal balik antara flora dan fauna dipandang penting sebab:

a.Dalam satu eksosistem relasi timbal balik antar spesies baik flora, fauna/satwa dan jasad renik serta habitatnya menjadi faktor kunci bagi keberlangsungansekluruh system kehidupan yang ada di dalamnya.

b.Jika salah satu spesies yang menyusun hubungan ini terputus (hilang, punah) oleh suatu sebab seperti bencana alam (kebakaran hutan misalnya), perubahan fungsi lahan, perubahan iklim dan sebagainya, maka kelangsungan hidup spesies tersebut akan terganggu.

c.Gangguan terhadap satu spesies saja dapat menimbulkan dampak berantaiterhadap spesies lain yang pada akhirnya seluruh jenis yang ada akan terganggi kelangsungan hidupnya.

Isi koleksi Taman Kehati selain tanaman yang memenuhi criteria sebagai spesies utama (lokal, langka, endemik dan penyerbukannya oleh satwa), jugaspesies pendukungyakni tumbuhanpendukung koleksi utama(peneduh, penahan angin, tempat rambatan, tempat satwa pendukung mendapatkan pakan dan hunian dan sebagainya). Selain itu juga perlu kehadiran satwa (hewan) pendukung yang berfungsimendukung proses penyerbukan, pemencaran biji dan penyeimbang lingkungan (hama/penyakit).

Hal penting diperhatikan dalam mengisi koleksi taman Kehati adalah: a.jumlah minimum populasi yang viable agar sebuah populasi dapat mempertahankan diri dari kepunahan (erosi genetik);

b. Luas area minimum populasi untuk tujuan yang sama.

Terkait dengan itu, Kementerian Lingkungan Hidup telah menentukan minimum luas taman Kehati yakni15 hektar (Provinsi dan Kabupaten), dan 5 hektar di perkotaan.Luas minimum tersebut didasarkan pada pertimbangan:

a.Dengan luas minimal 6 hektar maka tumbuhan dan jenis satwa pendukungmasih dapat hidup alami. Namun untuk mampu mempertahankankeseimbangan populasinya di alam perlu intervensi agar keturunannya dapat berkembang biak kembali.

b.Jika kurang dari 5 hektar, tumbuhan dan hewan satwa memang masih dapat tumbuh dan berkembang, namun keragaman genetiknya cenderung menurun karena:

-Kemungkinan kawin sesaudara meningkat (inbreeding);

– Terjadi persaingan dalam mendapatkan ruang untuk hidup.

Taman Kehati Sumedang

Taman Kehati Sumedang Jawa Barat baru berusia dua tahun. Terletak di areal Arboretum dan Hutan Konservasi  di Kiara Payung, desa Sindang sari Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Luasnya 15 hektar berbukit-bukit. Keberadaan Taman Kehati ini dikukuhkan dengan keputusan Gubernur No 593/Kep.821-BPLHD/2011 tentang Penetapan Lokasi Taman Keanekaragaman Hayati Jawa Barat.

Pembangunannya dimulai tahun 2010 sebagai program kerjasama antara Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat dengan Kementerian Lingkungan Hidup. “Pembiayaannya dari KLH, BPLHD Jabar yang menyiapkan fasilitas,” kata Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Dr. Ir. Anang Sudarna, Msc, Phd. Kedepan Taman kehati Sumedang akan dikembangkan sehingga seluas 1000 hektar. Selain itu, kata Anang, Pemerintah Provinsi Jawa Baratakan terus membangun Taman Kehati dilokasi yang lain. “Gubernur dan BPLHD Jabar sudah memetakan lahan-lahan kosonguntuk dijadikan areal konservasi seperti di daerah Cirebon, Kuningan dan Majalengka yang meliputi Gunung Cermai kata Anang Sudarna kepada wartawan di Sumedang Jawa Barat, Jumat (25/10/2013). Selain memenuhi ketentuan Undang-Undang, juga Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan bahwa 45 persen wilayah Jawa Barat diperuntukan sebagai kawasan hutan lindung.

Karena baru dibangun dua tahun silam, maka tumbuhan di Taman Kehati Sumedang belum tampak lebat, Tapi setelahlima tahun yang akan datang pepohonan yang kini mulai bertumbuh dengan daunannya yang lebat membuat taman ini semakin rimbun. Tentu jika pepohonansudah tinggi dan lebat akan banyak margasatwa datang ke taman ini. “Sekarang saja sudah mulai terlihat adanyaElang Jawa di areal Taman Kehati. Pada hal dulu nyaris tak terlihat burung yang termasuk spesies dilindungi ini,” jelas staf BPLHD Jawa Barat.

Dengan melibatkan warga masyarakat setempat dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman, di Taman Kehati Sumedang telah tertanam tak kurang dari89 jenis tanaman langka dan endemik Jawa Barat di taman ini. “Mencari bibit tanaman yang memenuhi criteria lokal- langka-endemik memang tidak gampang. Kita carinya di tengah hutan. Kadangkala hingga dua minggu di dalam hutan untuk mencari bibit tanaman langkah,” ujar seorang warga setempat yang dipekerjakan oleh BPLHD Jabar di taman ini.

Kini para pihak yang bersedia terlibat dalam pengelolaan Taman Kehati Sumedang terus bertambah. Sejaktahun 2011 taman ini dikelolasecara bersama samaoleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provisi Jawa Barat bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2012 pengembangan taman hayati beberapa kegiatan dilakukan kerjasama dengan PT Pertamina.

Letak Taman Kehati Sumedang cukup strategis, berdampingan dengan bumi perkemahan (camp park) Sumedang yang tertata apik. Lokasinya juga tidak jauh dari deretan kampus-kampus perguruan tinggi seperti STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri). ITB Kampus Jatinangor, Univ. Padjadjaran Kampus Jatinangor, Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) dan Pusat Diklat Kementerian Dalam Negeri. Karena itu, dimasa mendatang Taman Kehati ini juga dapat dijadikan area rekreasi juga sebagai tempat penelitian dan pendidikan sekaligus ruang terbuka hijau bagi kota Sumedang dan sekitarnya. (PAUL LONDO / SUAR LS2LP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun