Penggabungan kembali Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dan Kemendikti (Kementerian Pendidikan Tinggi) menjadi salah satu hal yang patut diapresiasi, Â ini menunjukan fokus pemerintah terhadap dunia pendidikan adalah hal yang utama. Penggabungan tersebut diharapkan mampu mengembangkan dan meningkatan kualitas pendidikan dan pemerataan sumber daya manusia.
Hal yang diharapkan pengabungan DIKTI ke kembali Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) adalah bagaimana kemudian kementerian ini lebih fokus melakukan proyek perubahan di lingkup pendidikan kita mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.Â
Proyek perubahan harus memuat Reformasi Birokrasi dan Revolusi Industri 4.0. Seluruh tingkatan pendidikan sinkron dalam membangun dan mengembangkan kualitas SDM kita di masa kini dan mendatang.
Isu-isu strategis pembangunan pendidikan tinggi indonesia kekinian adalah fokus pada Pembangunan Riset dan peningkatan kualitas Pendidikan Tinggi terkait dengan Revolusi Industri 4.0. Perubahan akibat kemajuan teknologi menyebabkan cara kerja berubah. harus menemukan kesempatan baru, menemukan skill baru.Â
Sehingga dapat mengerjakan atau memenangkan kesempatan baru seperti yang terjadi sekarang ini. Tantangan Jangka Menengah pendidikan tinggi ke depan, yaitu bagaimana membuat peta tentang kebutuhan tenaga kerja di masing-masing bidang dan mendesain Pendidikan Tinggi yang lulusannya bisa bekerja. Planning perlu dilakukan dengan membuat prediksi-prediksi tentang masa depan.
Kata kunci di Perguruan Tinggi yang paling penting adalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Ipteks). Kemudian yang berperan penting dalam kaitannya dengan Tri Dharma dan Iptek yaitu Civitas Akademika dalam hal ini Dosen dan Mahasiswa.Â
Jika kita ingin konsen meningkatkan daya saing di perguruan tinggi, orientasinya pada hasil. Hasilnya seperti apa, pekerjaan selesai, kita meluluskan mahasiswa tepat waktu, kompetensinya tinggi, penelitiannya banyak, dan inovasinya banyak.
Terkait tidak terserapnya lulusan sarjana kependidikan karena jumlah lulusan sarjana pendidikan tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ada sehingga miss match.Â
Prodi-prodi akademik dan sosial lebih banyak dibandingkan prodi-prodi vokasi. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim harus segera membenahi dengan merevitalisasi pendidikan vokasi serta membatasi prodi-prodi sosial.
Saat ini teknologi-teknologi baru muncul mengubah berbagai cara atau ekonomi masyarakat ke arah ekonomi baru, seperti: Internet of Things, Artificial Intelligence, New Material, Big Data, Robotics, Augmented Reality, Cloud Computing, Additive Manufacturing 3D Printing, Nanotech and Biotech, dan Genetic Editing.Â
Berkaitan dengan itu kita harus mengubah kurikulum kita. Pada mata kuliah dasar kita masukkan aspek-aspek data literasi (Data Literation), teknologi literasi (Technology Literation) dan literasi manusia (Human Literation).