Prasangka bisa dikatakan merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka, pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional.
Sebagai contoh, konteks politik kekinian di Indonesia. Tanyakan pada seseorang berpandangan 'Pro Pemerintah' mengenai ekonomi, pembangunan, dan kesejahteraan. Dan Anda akan dapat menebak jawaban mereka.Â
Tanyakan seseorang berpandangan 'Kontra Pemerintah' tentang Politik dan demokrasi, dan Anda akan bisa menebak jawabannya dengan lebih baik jika Anda tidak mengetahui afiliasi politik mereka. Hal seperti ini seharusnya dipasok oleh ilmu pengetahuan, bukan oleh afiliasi politik, tetapi sayangnya, bukan itu yang terjadi.
Psikologi sudah sejak lama memperlihatkan bahwa pendidikan dan kecerdasan tidak akan menghentikan afiliasi politik Anda membentuk cara pandang yang lebih luas, bahkan jika keyakinan itu tidak sesuai dengan bukti yang tegas. Sebaliknya, kemampuan Anda untuk menimbang fakta-fakta dapat tergantung pada suatu tindakan yang tidak terlalu dianggap -- keingintahuan.
Kacamata politik
Adalah suatu kesalahan untuk berpikir bahwa, entah bagaimana Anda dapat 'mengoreksi' pandangan orang terhadap suatu masalah dengan memberikan lebih banyak fakta kepada mereka.
Saat ini ada banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa politik tidak sekedar membantu memprediksi pandangan seseorang terhadap beberapa permasalahan ilmu pengetahuan; tetapi juga mempengaruhi bagaimana orang tersebut menerjemahkan informasi baru.
Adalah suatu kesalahan bahwa Anda dapat, entah bagaimana, mengoreksi pendapat orang lain terhadap suatu masalah dengan memberikan lebih banyak fakta. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang memiliki kecenderungan untuk secara selektif menolak fakta-fakta yang tidak sesuai dengan pandangan mereka saat ini.
Ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sangat ekstrem dalam pandangan anti-ilmiah -- contohnya merasa skeptis terhadap kondisi dan perubahan yang terjadi  -- adalah yang mendapat informasi sains lebih banyak daripada mereka yang kurang terinformasi.
Saat tiba pada pertanyaan seperti fracking, kita cenderung untuk membentuk pendapat kita dan mencari bukti kemudian.Tetapi bukankah orang-orang yang pintar semestinya tidak terpengaruh pada prasangka yang menggoyangkan opini mereka?
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang yang paling berpendidikan, dengan kemampuan matematika yang tinggi, dan yang punya kecenderungan untuk dapat introspeksi tentang keyakinan mereka adalah yang paling mungkin menolak informasi yang bertentangan dengan prasangka mereka.