Mohon tunggu...
LoVembers
LoVembers Mohon Tunggu... Penulis - I'm a delusional artbitch who is trapped on poem, music, film, and photography.

*setiap kata yang kutulis adalah jiwa, jiwaku yang terlalu gila untuk menjadi hal lain selain sebuah tulisan*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

9 Juni Suatu Malam

30 Juni 2019   22:48 Diperbarui: 30 Juni 2019   23:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di jiwamu yang bermata puisi, 

Hatiku luluh setakat kaki 

Membebaskan kupu-kupu terbang di perut 

Menyetubuhi kata yang belum tertata 

Lewat satu purnama, aku tak kuasa memasung mereka 

Sayapnya elok lalu mengepak 

Mengharap peluk yang menjadi hak 

Malam itu kan ku ingat sebagai malam ketika aku mulai menjadi perempuan pemelihara kupu-kupu. 

Saat malam kian tua lalu cerita mengendap di bibir kita merangkum geletar pada udara dingin.

Malam dimana kupersilahkan kupu-kupu beranak pinak dalam perutku, mengembang diantara kisahmu, kujaga dan kurawat sampai detik ini. 

Dan malam itu, F. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun