Mohon tunggu...
LoVembers
LoVembers Mohon Tunggu... Penulis - I'm a delusional artbitch who is trapped on poem, music, film, and photography.

*setiap kata yang kutulis adalah jiwa, jiwaku yang terlalu gila untuk menjadi hal lain selain sebuah tulisan*

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Janji

24 Februari 2019   21:18 Diperbarui: 24 Februari 2019   22:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: katilgoyang.blogspot.com

Sepasang kelingking saling bertaut 

Usah lagi menjauh, ucapmu Karena kata jauh hanyalah penjara yang perlahan dibangun dari pikiran-pikiran rindu 

Sementara setengah dadaku faham, Degupmu adalah bunyi yang sengaja selalu ia rekam namun luput ia tirukan 

Terik surya tak sedikitpun meminjami payung agar aku terlindung dari isi kepalamu yang serupa hujan 

Selalu membasahi rimbun akasia dan menyejukan taman-taman 

Tampaknya semesta tatapanmu tetap sama Mata yang serupa bintang-bintang 

Setiap kedipnya selalu membuatku lupa ... hari ini senja dimulai pukul berapa 

Tutur katamu lembut dan santun 

Seperti benang yang saling berkait di mesin tenun 

Sampai membentuk kain sutra menagih segala decak kagum 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun