Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Kasus Andi Arief Bisa Rugikan Jokowi

6 Maret 2019   18:03 Diperbarui: 8 Maret 2019   08:40 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penangkapan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, terkait narkoba mengejutkan berbagai pihak. Semula hanya pada terdiam dan cuma menyatakan kaget dan prihatin, setelahnya mulai muncul berbagai tanggapan dan spekulasi berseliweran. Utamanya dari kubu Prabowo karena Andi Arief adalah bagian dari pendukung paslon 02.

Kasus yang sebenarnya murni masalah hukum terkait penggunaan narkoba, malah jadi melebar kemana-mana dihubungkan dengan politik lalu komentar lucu bertebaran. Bahkan ada yang menuding kesalahan Jokowi karena tidak bisa mencegah peredaran narkoba.

Bila ada beberapa warga suatu negara tertangkap pakai narkoba kemudian Presidennya dianggap gagal, maka dipastikan tidak ada satu Presiden pun di dunia ini yang bisa dikatakan berhasil memimpin negara. Kasus narkoba terjadi disetiap negara walaupun usaha untuk memerangi sudah dilakukan.

Namun peredarannya memang tidak bisa dihentikan walaupun hukuman mati bagi pengedarnya sudah banyak diterapkan. Tidak mengherankan bila kejahatan narkotika digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) karena dampak yang ditimbulkan.

Tidak beda dengan kasus terorisme, negara-negara maju yang memiliki sistem pencegahan dengan intelijen canggih pun masih bisa kebobolan. Peredaran narkoba dan tindak terorisme terjadi karena memang ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu lalu akan selalu mencari celah untuk mencapai tujuannya.

Keseriusan Pemerintahan Jokowi menangani kasus narkoba telah dibuktikan dengan hukuman mati yang dijatuhkan bagi bandar dan pengedar besar. Usaha penyelundupan sabu dalam jumlah mencapai 1 ton pun sempat digagalkan. Memang masih banyak yang harus dilakukan karena Indonesia memang dijadikan target peredaran narkoba internasional.

Sejak kapan Andi Arief mengkonsumsi sabu juga belum jelas. Bisa saja itu sudah dilakukan sebelum Jokowi menjabat Presiden. Dari pengajuan permintaan rehabilitasi oleh keluarga maupun pengacaranya, diduga bahwa AA ada ketergantungan pada narkoba. Bisa diartikan sudah lama memakai. Kalau baru kemarin dan sekedar coba-coba, tidak perlu ada rehabilitasi.

Kembali ke judul tulisan, bukan Fahri Hamzah namanya kalau tidak ikut berkomentar dalam kasus Andi Arief ini. Tidak ada kejadian saja selalu mencari-cari bagaimana caranya mengaitkan dengan Jokowi, apalagi ada berita yang cukup menggegerkan. Gatal kalau tidak ngeluarin suara. Yang penting nerocos dulu mikirnya belakangan.

Fahri menilai penangkapan Andi berpotensi merugikan capres petahana Jokowi. Beralasan karena Andi Arief adalah orang yang kritis terhadap pemerintah. 

"Kita tahu Andi Arief ini lagi kritis sama pemerintah. Suka atau tidak, ya pemerintah rusak namanya gara-gara kasus Andi Arief ini," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019). "Apa yang dilakukan ini merugikan incumbent lho. Bisa kalah incumbent gara-gara ini," katanya. Kompas.com

Ia menyinggung kasus yang menjerat musisi Ahmad Dhani dan aktivis Ratna Sarumpaet. "Ini serangkaian peristiwa yang merugikan incumbent. Udahlah percaya saja ini merugikan incumbent. Suka atau tidak, ini merugikan incumbent. Makanya, kalau bisa jangan yang begini-begini," kata Fahri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun