Siang itu, langit kota Tomohon cerah dan cenderung panas. Antusias warga setempat dan wisatawan domestik dan mancanegara, sudah terlihat sejak pagi hari. Padahal, iringan kendaraan hias baru mulai bergerak sekitar jam 4 sore. Tak sedikit yang berkomentar bahwa pasti semua akan selesai pada malam hari.
Kesan itu tidak dipungkiri, karena selain kendaraan hias tercatat dalam urutan acara, ada penampilan 4 grup Marching Band (Losnito, Karitas, SMPN 1, IPDN) di antara kendaraan hias. Belum iringan 1530 penari tradisional Ma'zaani yang memecahkan rekor MURI. Masih ditambah lagi iringan para peserta kontes Fesyen Ratu Bunga dengan kostum yang terbalut dari bunga.
"Saya suka melihat kendaraan hias dari luar negeri seperti USA, Korea Selatan, Ukraina, Nepal yang bentuk dan desainnya menawan dan memiliki daya tarik yang luar biasa" cerita Ferry Mandagi, salah satu warga Tomohon yang menikmati TIFF hingga selesai.
Kendaraan hias yang berasal dari pelaku usaha dalam negeri dan instansi pemerintah juga tak kalah menariknya. "Pokoknya tahun ini TIFF lebih gagah" ucap Fery.
Meski TIFF 2019 menuai banyak pujian, namun ada sebagian warga mempertanyakan soal bunga-bunga yang bukan berasal dari Tomohon. Kebutuhan bunga memang banyak, dan sepertinya bunga-bunga ada yang didatangkan dari Sulawesi Tengah, dan Jawa.Â
Warga berharap agar para petani bunga di Tomohon diberdayakan dan dilibatkan agar supaya mendongkrak ekonomi kerakyatan di samping sektor usaha lainnya yang terdampak TIFF.