Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

[Trip Labuan Bajo] Pulau Padar yang Tidak Pudar

9 Januari 2019   20:44 Diperbarui: 11 Januari 2019   18:55 2184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain dua perempuan berjilbab, dan turis asing, serta kami berdua, juga ikut dalam "sharing tour" satu keluarga dari Jakarta, suami-isteri dan kedua anaknya. Di samping itu, rombongan empat warga China, solo traveller dari China, Australia, sepasang turis dari Perancis dan India.

Dermaga Pulau Padar (dokpri)
Dermaga Pulau Padar (dokpri)
Dalam perjalanan, pemandu wisata yang dipanggil akrab dengan Ari, menjelaskan detil mulai dari rute perjalanan, larangan-larangan bagi wisatawan, seperti tidak buang sampah sembarangan, tidak menginjak terumbu karang saat snorkling, dan prosedur keselamatan saat di kapal.

Satu lagi, bro Ari mengatakan untuk keperluan tiket masuk objek wisata yang dikunjungi, dan tips pemandu dan awak kapal, setiap peserta merogohkan koceknya sebesar 125 ribu untuk domestik, untuk non domestik 300 ribu. Tambahan biaya ini diberikan ke bro Ari di atas kapal sebelum tiba di Pulau Padar.

Pulau Padar Yang Tidak Memudar
Pulau Padar dengan keindahan alamnya sangat instagramble. Tak sedikit wisatawan yang ngetrip ke Komodo mengunggah fotonya di Pulau Padar di instagram. 

Foto-foto di puncak bukit di Pulau Padar dengan tiga lekukan pantai birunya berpasir putih yang melatarbelakangi, tak lagi jadi mainstream di dunia maya tetapi itulah kecantikan pulau padar yang wajib dikunjungi.

Pedakian ke Puncak Bukit Padar (Dokpri)
Pedakian ke Puncak Bukit Padar (Dokpri)
Untuk mendapatkan keindahan Pulau Padar itu, ternyata harus berjuang. Pendakiannya cukup ekstrim dan menguras tenaga. Meski jalannya sudah bertangga kayu, tetapi tetap saja "ngos-ngosan" (terutama bagi saya yang jarang olah raga). 

Perjuangan, tekad dan semangat dalam pendakian rupanya harus dibawa untuk mencapai puncak Bukit Padar. Ini semua untuk sebuah keindahan dan panorama alam yang sangat indah.

Saya tak hanya berfoto ria. Duduk di atas bebatuan di puncak bukit dan memandang panorama alam di sekeliling memberikan kepuasan tersendiri sekaligus sebagai harga terbayarkan setelah "ngos-ngosan" mendaki. 

Pulau-pulau berbukit, dengan lekukan pantai berpasir putih menggaris lautan biru bersih, membuat hati merasa tentram dan sekaligus mengusir kepenatan rutinitas kantor yang melelahkan.

Eksotisme Padar (Dokpri)
Eksotisme Padar (Dokpri)
"Pasir putih itu bukan berasal dari tanah bukit kapur kering, tetapi merupakan hasil abrasi terumbu karang yang berwarna putih dan dihempas oleh ombak ke pantai. Itu terjadi sudah ratusan tahun" kata pemandu wisata dari kapal lain.

Sekitar enam kapal merapat di Pulau Padar bersamaan dengan kapal kami. Itupun silih berganti. "Yah pagi ini sudah ada sekitar 100 wisatawan yang datang ke Pulau Padar" kata petugas berbaju hijau mirip pegawai Likungan Hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun