Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Empat Kuliner Tondano yang "Nendang" di Mulut

28 Januari 2018   22:22 Diperbarui: 29 Januari 2018   01:26 2582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu Kuliner Tondano (Dokpri)

Menyebut Tondano bisa berarti kota Tondano, Danau Tondano atau Gunung Tondano. Kota Tondano merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Minahasa. 5 kecamatan yang dekat dengan danau Tondano adalah Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken, dan Kecamatan Tondano Selatan.

Danau Tondano adalah danau paling besar di Sulawesi Utara. Luas Danau Tondano mencapai 4.278 ha atau 42,78 km. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang.

Jaraknya hanya 35 km dari Manado atau 3 km dari Tomohon. Danau ini, penghasil ikan air tawar seperti ikan mujaer, pior/kabos, payangka wiko (udang kecil), nike sepat siang (arwana), tawes, pongkor, bontayan, lobster hitam, gurame kupu-kupu dan karper.

Gunung Lokon diambil dari Tondano (Dokpri)
Gunung Lokon diambil dari Tondano (Dokpri)
Menurut Wikipedia, Gunung Tondano, Sulawesi Utara, berkawah selebar 20 x 30 km hasil letusan besar pada akhir Miosen atau awal Pliosen (skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu). Sepanjang tepian kaldera itu, muncul gunung api somma mulai dari Soputan, Lokon-Empung, Mahawu, dan Sempu.

"Itulah sebabnya di sekitar danau Tondano, banyak permandian air panas. Bahkan warga desa Tataaran bisa menikmati air panas yang dialirkan ke rumah-rumah" ungkap Shinta, lulusan TI dari UNIMA, saat dalam perjalanan menuju salah satu rumah makan kuliner di pinggir danau.

Rumah Makan Pemandangan Tondano (Dokpri)
Rumah Makan Pemandangan Tondano (Dokpri)
Sabtu siang itu (27/1) selepas jam kantor, saya dan teman-teman meluncur ke rumah makan Pemandangan di pinggir Danau Tondano. Salah satu alasan mengapa kami kuliner di rumah makan berbentuk kapal ini, karena rumah makan ini terbilang masih baru. Alasan lain adalah merayakan hari ulang tahun salah satu teman kantor.

Rata-rata bangunan rumah makan di pinggir danau terkesan menempel dan mengikuti kontur tanah bertebing. Tak heran memasuki rumah makan, kaki harus melangkah turun melewati tangga. Bahkan pondok-pondok tempat makan dibangun di atas air danau.

Berikut 4 macam kuliner yang layak diburu saat anda berwisata ke Danau Tondano, Minahasa. Per-porsi rata-rata dipatok dengan harga antara Rp 30.000,- hingga Rp 60.000,-.

Kolombi Woku Santan (Dokpri)
Kolombi Woku Santan (Dokpri)
Kolombi Woku

Siput yang berkembang biak secara alami di danau Tondano, disebut oleh warga dengan nama "kolombi". Warna siput ini ada yang keemasan (keong emas) dan yang hitam. Dengan jala, para nelayan harus bangun pagi-pagi sebelum matahari menyengat, untuk mendapatkan kolombi ukuran besar yang mengapung di permukaan air danau.

Kuliner unik satu ini diolah menjadi sate kolombi atau kolombi woku santan. Menyantap kuliner ini, lidah siap bergoyang. Rasa pedas khas masakan Minahasa bergelora di rongga mulut sehingga nasi terus tambah. Siang itu, kami pesan Kolombi Woku empat porsi dan ternyata ludes tak ada bekasnya.

Bakar Rica Mujaer (Dokpri)
Bakar Rica Mujaer (Dokpri)
Bakar Rica Mujaer

Yang membedakan ikan Mujaer danau Tondano dengan di Jawa adalah ukurannya yang besar, sebesar Gurameh, dan dagingnya yang putih pulen. Lebih enak dimakan dengan cara dibakar ketimbang digoreng. Kalau digoreng, dagingnya menyusut. 

Bebek Rica

Peternak Bebek di persawahan Tondano cukup banyak. Selain menghasilkan telor bebek, peternak juga menjual daging bebek yang sudah dipotong kecil-kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun