Mohon tunggu...
Lorenzo Telaumbanua
Lorenzo Telaumbanua Mohon Tunggu... Lainnya - International Business student from President University

Perception - Action - Will

Selanjutnya

Tutup

Financial

Vaksin Menjadi Harapan (Perekonomian) Indonesia

18 Januari 2021   20:52 Diperbarui: 21 Januari 2021   13:48 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Diakhir tahun 2020, Vaksin untuk Covid-19 akhirnya tiba di Indonesia. Sebuah rencana dari Pemerintah untuk memutus rantai virus COVID-19 dan membangkitkan  kembali perekonomian Indonesia. Vaksin buatan Bio Farma serta Moderna, Pfizer, Astrazeneca, Sinopharm, hingga nama yang kerap kali kita dengar, Sinovac, akan mengisi nama-nama Vaksin Covid-19 yang akan beredar di Indonesia. Pendistribusian Vaksin sendiri akan dilakukan secara bertahap, mulai dari Pejabat Publik, Pengurus Asosiasi Profesi, Pejabat Daerah, hingga Tokoh Agama.

Banyak sektor, industri, dan pastinya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menyambut baik kedatangan Vaksin Covid-19 ini ke Indonesia. Satu hal yang harus dipahami adalah Vaksin bukanlah obat, melainkan sebuah alat bantu kesehatan untuk pembentukan kekebalan spesifik terhadap virus Covid-19 agar terhindar ataupun tertular yang kemungkinan menyebabkan sakit berat. 

Semakin cepat terjadinya kekebalan tubuh masyarakat terhadap Covid-19, maka semakin cepat tingkat perekonomian Indonesia kembali seperti normal, atau bahkan berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Masyarkat akan kembali memiliki kepercayaan untuk berkomunitas. Jika kita berasumsi positif terhadap efek dari Vaksin tersebut, dan penanganan Pandemi semakin cepat dilakukan, kita optimis melihat perkembangan dari perekonomian Indonesia dari berbagai sisi. 

Seperti yang kita tahu, perekonomian Indonesia sejak tahun 2020 tepatnya di kuartal II mengalami kontraksi yang cukup dalam, diangka -5,32%. Di saat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan, banyak industri yang pertumbuhan ekonominya minus dan berdampak kepada perekonomian Indonesia secara luas, contohnya sektor Pariwisata, Perhotelan,  hingga Infrastruktur. 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada kuartal II 2020 tahun lalu, melakukan realokasi anggaran sebesar Rp500 Miliar untuk sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di dalam masa darurat Covid-19. Sebuah keputusan yang tepat oleh Pemerintah untuk membantu salah satu sektor yang mempunyai efek potensial besar terhadap roda perekonomian Indonesia. 

Tujuan di lakukan realokasi anggaran tersebut adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya dan dampak risiko dari Pandemi Covid-19 terhadap sektor Pariwisata. Seperti yang kita tahu, Penerimaan Devisa, Pendapatan Daerah, Pengembangan Daerah, hingga Penyerapan Investasi sangat berdampak besar dari sektor Pariwisata.  

Dampak kontraksi tingkat perekonomian Indonesia semakin nyata, pada sejumlah provinsi yang sangat mengandalkan sektor pariwisata, misalnya seperti Jawa Barat, Bali, hingga Kepulauan Riau. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi sektor Pariwisata di Bali, merosot ke angka 10,98% YoY. Jawa Barat dan Kepulauan Riau juga mengalami hal yang sama. Masing-masing diangka 5,98% YoY dan 6,66% YoY. 

Oleh karena itu, bisa kita katakan, harapan perekonomian Indonesia akan diletakkan secara penuh, pada  Vaksin yang akan didistribusikan nantinya. Semoga proyeksi optimis dari Pemerintah terhadap penggunaan Vaksin Covid-19 ini, akan memberikan hasil yang baik. Seperti yang kita tahu, usaha yang sehat sebenarnya berbanding lurus dengan lingkungan dan masyarakat yang sehat pula. 

Maka, berbagai usaha untuk menanggulangi Pandemi Covid-19 ini, patut kita dukung. Baik mulai dari protokol kesehatan 3M (Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak), hingga Vaksinasi kepada masyarakat.  

Normalisasi peningkatan perekonomian di proyeksikan berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Setiap negara akan memiliki dampak dan pertumbuhan yang berbeda.  Dampak setelah pendistribusian Vaksin Covid-19 ke masyarakat terhadap ekonomi negara akan berbeda, baik dari segi besarnya perubahan ekonomi maupun durasi untuk menunggu perubahannya. Pakar memproyeksikan, untuk negara berkembang akan mengalami perputaran roda ekonomi ke normalisasi pada akhir 2021 dan 2020, sementara negara maju diperkirakan akan merasakan dampak dari Vaksin terhadap Ekonomi negara pada Kuartal III 2021. 

Dan itu berdasarkan oleh waktu yang dibutuhkan negara berkembang, lebih lambat untuk menerima Vaksin daripada negara maju. Otomatis akan tetap berpengaruh pada waktu pendistribusiannya. Tidak akan ada pernyataan bahwa semua Masyarakat Indonesia sudah divaksinasi dalam waktu dekat ini. Dalam melakukan distribusi, setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih 1 tahun. Dan selama pendistribusian Vaksin, tetap juga harus menggunakan protokol kesehatan. Hal ini juga mengakibatkan, pendistribusian Vaksin tidak akan dapat berlangsung cepat, begitu juga dengan efeknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun