Mohon tunggu...
Loreng Waruwu
Loreng Waruwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hal yang mudah dilakukan oleh seseorang terasa susah kita lakukan. Iya, karena kita diciptakan dengan talenta yang berbeda-beda. Bukan dengan talenta yang sama. Itulah mengapa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Karna kita makhluk sosial

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jujur Itu Lebih Baik

6 Maret 2021   21:24 Diperbarui: 6 Maret 2021   21:33 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu pengalaman Iman yang tidak bisa saya lupakan ialah ketika saya duduk di bangku SMP. Saya mempunyai banyak teman. Ada teman dekat dan teman jauh.

Di tengah malam, tepatnya pukul 23.45 wib, telepon genggam saya berbunyi. Karena terkejut, saya langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubungi. Ternyata dia, teman jauh saya.

Dia meminta bantu untuk menginap di rumah saya dan mengatakan, jika ibunya menghubungi saya dan menanyakan dia, saya harus mengatakan bahwa teman jauh saya itu berada di rumah saya. Saya pun bertanya mengapa?

Namun dia mempunyai banyak alasan. Beberapa jam kemudian, ibunya menghubungi saya. Dia banyak bertanya mengenai pacar anaknya. Sebelumnya, teman jauh saya mengatakan kepada saya, jika ibunya bertanya tentang pacarnya maka saya harus mengatakan bahwa pacarnya adalah saudara saya. Demikian jawaban saya kepada ibunya.

Dua hari kemudian, saya dihubungi oleh pihak kepolisian. Saat itu, saya sangat terkejut dan takut. Dari pihak kepolisisan menjelaskan kepada saya apa yang telah terjadi dan saya di panggil sebagai saksi.

Saya pun langsung memberitahu kepada orang tua dan keluarga saya. Perasaaan mereka pada saat itu campur aduk. Marah dan juga takut. Mereka takut jika aku di penjara. Saya pun sampai di kantor polisi bersama dengan seorang teman dekat perempuan saya.

Kami berdua bertemu dengan ibu dari teman jauh saya itu. Kemudian dia melihat kami dengan tatapan kebencian. Saya melihat tiga orang laki-laki masih di bawah umur sedang duduk di lantai dan babak belur. Kami pun bertemu dengan teman jauh saya dan memeluk saya sambil menangis dan berkata bahwa dia bukan gadis lagi.

Saya pun ikut sedih. Teman jauh saya menceritakan kepada kami berduaapa yang telah terjadi. Beberapa jam kemudian, teman dekat saya minta izin untuk duluan pulang karena menjelang malam.

Saya sendiri tidak pulang karena dimintai keterangan. Tibalah saatnya untuk dimintai keterangan dari saya. Paman, dari teman jauh saya menghubungi saya lewat ibu teman jauh saya, dia mengancam saya supaya apa yang saya katakan kemarin itu, setelah kejadian, tidak berubah. Pihak kepolisian mendengar tangisan saya dan memanggil saya dan juga ibu dari teman jauh saya.

Polisi bertanya kepada saya, dan saya mengatakan apa yang sebenarnya telah dikatakan oleh paman teman jauh saya. Polisi menanggapinya dengan menegur paman teman saya tersebut lewat ibunya.

Saya sangat bersyukur, bahwa dari kejadian itu sangat banyak pelajaran yang saya dapatkan. Pelajaran itu ialah kita harus jujur dan mengatakan dengan terus terang apa yang kita saksikan. Tuhan selalu ada pada orang yang jujur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun