Lola : Begini, ya anak-anak. Bu Marta telah pindah ke sekolah yang baru dan ibu menjadi pengganti walikelas yang baru untuk kalian.
Angel : Bu, Marta kapan perginya dan kenapa ibu Marta tidak pamit sama kami semua. Apa kami anak bandalnya Bu, maka Bu Marta tidak pamit sama kami.
Lola : Tidak, nak. Bukan seperti itu. Namamu siapa?
Angel : Angel, Bu Guru.
Lola : Ya, Angel dan juga anak-anak yang lain. Dengarkan , ibu baik-baik. Bu Marta bukannya pergi tanpa pamit sama kalian semua. Ibu itu pergi dan    pamit dengan kita semua. Mungkin, kalian semua tidak mengingatnya. Waktu itu, kita satu sekolah mengadakan perpisahan kepada Bu Marta di        tengah lapangan sekolah.
Satria : oh.. saya ingat, Bu. Jadi, itu namanya perpisahannya Bu. Berbaris di lapangan dan mencium tangan Bu Marta.
Lola : Ya, Satria. Tapi, kalian semua harus ingat. Acara seperti itu tidak selamanya di sebut perpisahaan. Apa kalian mengerti?
Semua : Mengerti, Bu guru.
Lola : Kalau begitu kita mulai pelajarannya. Semuanya buka buku.
Di hari pertamanya, tidak seburuk yang Lola pikirkan. Anak-anak kelas 3 sepertinya menyukai dirinya. Walaupun tidak semua anak-anak kelas 3 mengerti sepenuhnya dengan pelajaran yang Lola berikan.Â
Mereka semua lebih suka mendengarkan gurunya bercerita. Membuat Lola sedikit repot untuk mengajar mata pelajaran buat mereka. Lola harus penuh kesabaran untuk bisa memberi setiap mata pelajaran. Karna anak didiknya suka sekali tentang hal yang berbau cerita. Lola pun memiliki ide untuk membuat mereka belajar.