Mohon tunggu...
Lola silaban
Lola silaban Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Baru lulus kuliah dari Universitas Negeri Medan Lulusan Sarjana Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cita-cita

12 Februari 2019   18:06 Diperbarui: 12 Februari 2019   18:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kepala Sekolah : Bapak yakin lambat laun kamu pasti bisa mendidik mereka sampai naik kelas 4. Bapak percayakan posisi ini kepadamu, Lola. Jangan langsung menyerah sebelum mencoba.

Lola hanya bisa diam. Lola tidak yakin apa dia bisa menjadi walikelas yang baik untuk kelas 3. Apakah anak didiknya akan menyukainya atau malah sebaliknya. Lola pamit keluar dari ruangan kepala sekolah setelah perbincangan mereka yang tentunya Lola tidak bisa menolak tanggung jawab yang diberikan kepala sekolah untuknya.

***

Lola sedang bersiap-siap menuju kelas 3. Hari ini adalah hari pertamanya sebagai walikelas. Perasaan Lola begitu takut. Untuk memulai harinya sebagai walikelas bukan sebagai guru pengganti jika guru yang bersangkutan tidak datang. Saat menuju ke kelas 3, Lola bertemu dengan salah guru yang bernama Yenni.

Yenni : Pagi, Bu Lola.

Lola : Pagi juga, Bu Yenni.

Yenni : Bu, Lola. Saya dengar dari guru-guru yang lain. Bu Lola jadi walikelas 3 nya.

Lola : Iya, Bu. Ini hari pertama saya mengajar sebagai walikelas dan Bu Yenni tahu, saya begitu takut.

Yenni : Takut kenapa Bu Lola?

Lola : Saya takut, saya tidak bisa menjadi walikelas yang baik untuk anak kelas 3. Saya masih baru dan belum berpengalaman mendidik anak sekolah     dasar.

Yenni : Pertama-tama, memang seperti itu. Tapi, percaya dirilah mengajar mereka. (Yenni berhenti di depan pintu kelas 3) Saya duluan masuk Bu             Lola. Semangat jangan takut, mereka itu anak-anak bukan moster. (mengempalkan tangannya kepala Lola).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun