Mohon tunggu...
liza zahara
liza zahara Mohon Tunggu... Suka Nulis

Suka nulis dan jajan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tradisi Lebaran: Nostalgia Para Orang Tua

4 April 2025   07:57 Diperbarui: 4 April 2025   11:42 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Keluarga yang Sedang Kumpul (Sumber: Pixabay/Rudi Suardi)

Setiap kali Lebaran semua orang tanpa memandang usia dari yang kecil, dewasa, hingga para orang tua akan merasa bahagia merayakan kemenangan. Belum lagi tradisi Lebaran yang cuma datang sekali dalam setahun membuatnya terasa semakin istimewa. Mulai dari mempersiapkan hidangan ketupat, opor, rendang, penganan, hingga baju baru. Jangan lupakan mudik untuk silaturrahmi bersama keluarga besar dan sanak saudara. 

Silaturrahmi menjadi bagian penting yang membuat Lebaran semakin meriah dan mengharukan. Bertemu keluarga dari berbagai penjuru tempat, datang dari berbagai silsilah keluarga yang semakin lebar. Lebaran mempertemukan sanak saudara yang jarang ditemui atau bahkan hampir hilang radarnya. 

Paling uniknya lagi, Lebaran menjadi jembatan nostalgia para orang tua dengan para sesepuh tentang cerita-cerita mereka di waktu lalu. Ayah saya misalnya, orang yang paling lantang saat bertemu dengan para sesepuh meceritakan hal-hal yang saat ini berubah. Seperti tata letak lingkungan yang tidak lagi sama, bercerita bagaimana suasana dulu dan sekarang yang berbeda, hingga menanyakan keluarga yang adik-adiknya saja tidak tahu soal mereka. 

Akan selalu menemukan keluarga baru atau cerita baru yang datang dari sesepuh dan Ayah semakin jelas memiliki gambaran tentang masa lalunya. Masa lalu dengan orang tuanya, saudaranya, pamannya, hingga keponakannya yang sudah hidup jauh saat ini. Ayah akan selalu tahu nama-nama yang disebut para sesepuh meskipun itu dari keluarga jauh yang jarang diketahui keluarga besarnya sendiri. Itu berkat cerita sesepuh dan Ayah yang paham latar belakang setiap bagian. 

Para sesepuh yang rumahnya disambangi keluarga besar saya dari Ayah selalu menanyakan keberadaan Ayah. Memastikan laki-laki itu ada untuk menjenguk mereka di saat Lebaran seperti sekarang ini. Kalau para sesepuh yang disambangi tidak mengenal karena lupa ingatan, adik-adik Ayah akan selalu menyebut nama Ayah saya. Ajaibnya, sesepuh itu langsung mengenali dan tahu keluarga siapa yang menyambanginya. 

Setiap obrolan para sesepuh itu juga akan selalu mengalir saat bersama Ayah. Entah bagaimana mana masa mudanya membuat Ayah paham betul silsilah keluarganya, kampungnya, dan orang-orang yang menghuninya. Ayah akan selalu mengerti setiap pembicaraan sesepuh entah sebagai adik atau kakak atau paman atau bibi dari silsilah Ayahnya Ayah alias kakek saya. Kalau boleh saya tebak sepertinya Ayah sudah khatam soal keluarganya sendiri. 

Kalau sudah mendengar percakapan seperti itu yang tentu saja membuat para sesepuh saya terlihat bahagia dan semangat saat berbicara di usianya yang senja. Ada rasa bangga dan terharu kepada Ayah karena ia yang peduli dengan keluarga dan lingkungannya. Menjadi teman bincang para sesepuh bernostalgia di waktu yang lalu. Karena menceritakan masa lalu dengan orang yang sama-sama paham adalah keberutungan. Pada dasarnya setiap orang tidak akan pernah melupakan kenangan masa muda di waktu sebelumnya meski hidup di masa kini.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun