Optimalisasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Tengah Pandemi Covid-19

Penulis : Liza Revilda (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Langs a)

Opini - Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada sumberdaya manusia (SDM) pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan sumberdaya manusia dan pembentukan pribadi manusia yang berkualitas agar supaya bisa menghadapi persaingan era globalisasi yang sangat kompetitif sehingga diperlukan adanya perubahan dan pengembangan pada dunia pendidikan. Sekolah merupakan tempat untuk membentuk sumberdaya manusia yang siap menghadapi perubahan zaman. 

Setelah awal Maret 2020 ditetapkan oleh pemerintah tentang aturan Work From Home (WFH) dan Study From Home (SFH) mau tidak mau telah terjadi perubahan besar terhadap pola hidup masyarakat termasuk juga di dalamnya pada dunia pendidikan. Termasuk di dalamnya adalah siswa yang sebelumnya terbiasa belajar dan berkelompok di sekolah tiba-tiba harus belajar secara mandiri di rumah. Tentu saja hal ini akan menimbulkan dampak terhadap psikis siswa. 

Kondisi di sekolah mengalami banyak kendala karena ketidaksiapan guru yang tiba-tiba harus pembelajaran praktik dengan daring. Selain terkendala oleh fasilitas utama berupa peralatan praktik, smartphone, laptop, kuota internet juga terkendala kemampuan guru dan siswa dalam berlatih menggunakan fitur aplikasi baru seperti penggunaan wa grup, cloud x, atau zoom untuk belajar. 

Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah siswa yang biasanya berpikir kritis di dalam kelas menjadi menurun kemampuannya karena sistem sekarang ini lebih cenderung komunikasi satu arah. Oleh karena itu penting kiranya memberikan inovasi pembelajaran jarak jauh berupa penggunaan Medsos sebagai sarana berkomunikasi dan sumber materi.

Pesatnya perkembangan media sosial masa kini karena semua orang bisa mengakses media sosial dengan fasilitas jaringan internet yang lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa perangkat mahal dan dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan media sosial semua orang dapat membagi ide, bekerjasama, berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan teman baik, dan membangun sebuah komunitas. Selain itu media sosial juga dapat diakses dengan sangat cepat dan tanpa batasan ruangan.

Dalam dunia pendidikan dan proses belajar mengajar siswa tidak boleh diberlakukan seperti busa di dalam kelas yang menyerap ilmu dari guru tanpa diberi kesempatan untuk bertanya, melakukan penilaian atau investigasi, dan diperlakukan dengan tidak hormat. Menghormati adalah sebuah konsep moral yang ada pada diri seseorang. 

Untuk bisa menghormati para murid harus belajar berpikir secara kritis dan mempraktikkannya. Meskipun memiliki kemampuan berpikir secara kritis, bukan jaminan akan menjadi orang yang bertanggung jawab, namun penerapan berpikir kritis dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru, tidak bermoral dan tergesa-gesa. 

Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan refektif dengan menekannkan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila seseorang mempunyai disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap sebagai sifat dan karakteristik pemikir yang kritis. 

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa setiap guru harus selalu mengupgrade pengetahuan tentang informasi teknologi sebagai upaya pengembangan diri, serta mencoba metode pembelajaran yang dapat membangkitkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. 

Selain itu tetap menjaga semangat produktifitas selama pandemi untuk menghasilkan media pembelajaran yang menarik untuk siswa. Sekolah juga memberikan dukungan dan kemudahan akses bagi guru-guru untuk mempelajari tentang teknologi dan informasi mengingat pembelajaran melalui sistem daring akan berlangsung dalam jangka waktu lama.