Mohon tunggu...
Liza Permasih
Liza Permasih Mohon Tunggu... Penulis - Menyukai dunia kata-kata, mencintai setiap momen yang tumbuh bersama para kesayangan.

Penulis merupakan seorang ibu dari tujuh orang anak yang menyukai dunia kata-kata sejak belia. Pernah menjadi kontributor tetap selama dua tahun di web parenting di The Asianparent Indonesia. Karya-karya fiksi penulis pernah dimuat di majalah Femina dan Gadis, sementara karya non fiksi, berupa kisah inspiratif tersebar dalam buku-buku antologi terbitan Gramedia Pustaka Utama. Selain menyukai dunia kata-kata, penulis juga aktif di dunia kuliner dengan memakai brand Dapur Momaliza. Mengambil nama yang sama dengan blog pribadinya, www.momaliza.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Tips Mengatasi Rasa Takut pada Anak

25 Agustus 2021   17:00 Diperbarui: 25 Agustus 2021   17:16 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rasa takut seringkali menghinggapi anak-anak. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang.  Sistem pembelajaran daring, yang mau tidak mau, membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar kaca atau berseluncur sendiri di dunia maya, di sela-sela waktu belajar. Seringkali ketika mencari informasi, matanya tak sengaja menangkap tontonan atau judul berita yang menimbulkan rasa takut.

Hal ini terjadi pada anak saya, Arsyad, 10 tahun.  Di saat senggang, ia mencari informasi yang menarik. Namun secara tak sengaja ia membaca judul berita, Kuntilanak yang muncul di siang bolong. Rasa penasaran membuatnya membaca berita itu, dan hal itu menimbulkan rasa takut padanya.

Hingga saat ini ia  selalu merasa takut bila disuruh tidur sendiri. Ia akan menolak dengan berbagai cara untuk menghindari tidur sendiri di kamarnya. Menurutnya, bila ia tidur sendiri, ada bayangan-bayangan yang menyeramkan yang selalu menemaninya di dalam kamar.

Mengapa ia merasa takut?

Endah Kurniadarmi, seorang pengamat pendidikan dan masalah psikologi dan pengembangan diri, dalam sebuah bukunya, Nyebur Ke Dalam Dunia Anak, menyebutkan bahwa pada anak usia sekolah perkembangan emosionalnya sangat tinggi. Sehingga mereka mudah sekali dihinggapi rasa cemas, mudah marah dan lebih mudah dihinggapi rasa takut.

Imajinasi anak, pada tahap usia sekolah,memang sedang tinggi-tingginya. Sementara pengolahan logikanya belum terbentuk dengan baik.  Akibatnya, anak kurang seimbang atau mengalami hambatan saat memahami hal-hal yang disebut  "wajar dan tidak  wajar", "mistis" atau sesuatu yang di luar jangkauan akal.

Meskipun sudah memiliki kemampuan berpikir logis, namun mereka belum memiliki kemampuan berpikir abstrak seperti halnya anak usia SMA. Sehingga imajinasi dan fantasi anak terhadap hal-hal yang dianggap menyeramkan, seperti hantu, pocong dan sebagainya masih terasa sebagai hal yang riil, nyata.

Mengatasi rasa takut pada anak

1. Buatlah anak merasa nyaman

Rasa takut yang dialami anak di usia ini akan mendatangkan rasa cemas yang berlebihan. Kecemasan yang muncul dalam diri anak dan bersifat emosional ini hanya bisa diatasi dengan selalu membuat anak merasa nyaman.

Hal ini jelas tidak mudah. Kewajiban orang tualah untuk memberikan rasa nyaman pada anak. Sehingga anak memiliki kekuatan untuk mengatasi rasa takutnya.

2. Tumbuhkan rasa cinta pada anak

Adalah fitrah anak untuk merasa dicintai dan mencintai. Karena menariknya,  rasa takut ini akan hilang apabila anak memiliki rasa cinta, keinginan untuk berkorban dan menyenangkan hati orang lain. Rasa cinta dalam diri anak akan membuatnya merasa nyaman dan tenteram. Selanjutnya akan tumbuh keinginan untuk berkorban dan selalu ingin menyenangkan hati orang lain, terutama orang-orang yang ia cintai.

Sehingga apabila  anak berhasil mengatasi rasa takutnya dengan kekuatan cinta yang dimilikinya, ia tidak akan merasa takut pada apa dan siapa pun. Dan ia akan merasa nyaman berhadapan dengan makhluk apa pun di muka bumi ini.

3. Dampingi anak dan ajarkan cara mencari informasi yang benar

Memiliki kesempatan mendampingi anak ketika mencari informasi via internet merupakan kesempatan yang sangat berharga. Selain bisa mengontrol informasi yang diterima anak,kita pun memiliki kesempatan untuk mengajar anak bagaimana mencari informasi yang bermanfaat dan benar. 

Hal ini tentu akan sangat bermanfaat bagi anak di masa-masa mendatang, meski pun kita tidak selalu berada di sampingnya.

4. Luangkan waktu untuk menjawab pertanyaan buah hati

Kita tentu mafhum, tidak semua informasi mudah dicerna anak. Hanya informasi yang menarik perhatiannya-lah yang paling diingat anak. Akan tetapi, tidak semua anak memahami dengan baik informasi tersebut. Maka, jadikan diri kita sebagai tempat bertanya yang paling aman dan nyaman bagi buah hati.

Selamat mencurahkan cinta kepada putra dan putri Anda. Sehingga mereka berani menghadapi dunianya. Salam hangat....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun