Mohon tunggu...
liyola wendysofynia
liyola wendysofynia Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Love

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Kemiskinan di Kota Bekasi pada Kecamatan Jatiasih dalam Perspektif Sosiologi

2 Desember 2020   17:20 Diperbarui: 2 Desember 2020   17:27 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bank Dunia (1990) dan Chambers (1987) (dalam Mikkelsen, 2003: 193) memandang kemiskinan sebagai ketidakmampuan masyarakat yang diukur dalam standar hidup tertentu,yang mengacu pada konsep miskinrelatif yang melakukan analisis perbandingan di Negara-negara kaya ataupun miskin. Konsep absolut dari kemiskinan adanya wabah kelaparan, ketidakmampuan untuk membesarkan atau mendidik anak, dan lain sebagainya.

Adapun menurut Bintarto (1984: 36), menjelaskan bahwa kota adalah jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya materialistis.Hampir setiap negara memiliki permasalahan tentang kemiskinan.Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tentunya masih memiliki tingkat kemiskinan yang sangat tinggi yang menyangkut mengenai kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat disuatu daerah.Hal ini pula yang terdapat pada masyarakat Kecamatan Jatiasi.

Penduduk Di Kota Bekasi khususnya pada Kecamatan Jatiasih masih banyak pada usia-usia pendidikan dan sebagian besar pada usia-usia tidak produktif atau dianggap kurang produktif untuk menghasilkan ekonomi sehingga berdampak terhadap angka kemiskinan pada masyarakat Kecamatan Jataisih. Masyarakat Kecamatan Jatiasih, khususnya bagi warga yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Seperti pada teori Karl Marx,kemiskinan disebabkan oleh adanya ketimpangan dan kesenjangan oleh kaum kapitalis dimana mengutamakan nilai-nilai ekonomi dari pada nilai yang lainnya.. Dari berbagai kesenjangan ada di dalam kehidupan sosial yang membuat kaum miskin menjadi miskin dan orang-orang yang berada di paling atas menjadi makmur. Hal ini juga bisa kita lihat dari semakin meluasnya jurang ketimpangan antarkelas.

Masyarakat Kecamatan Jatiasih, khususnya bagi warga yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, umumnya juga kurang begitu memperhatikan pendidikan untuk masa depan anak-anaknya karena faktor ekonomi yang sangat sulit, sehingga terganggu terhadap tingkat pendidikan anak-anaknya.Kebanyakan dari anak anak yang masih bersekolah hanya disekolahkan oleh orangtuanya yaitu dengan memanfaatkan program pendidikan gratis sampai 12  tahun atau sampai dengan jenjang sekolah atas(SMA).

Untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi sangat amat susah bagi beberapa masyarakat Jatiasih dikarenakan perguruan tinggi negeri yang banyak pesaing sehingga sulit untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.Jika melanjutkan ke perguruan tinggi swasta,mereka tidak sanggup dengan biaya sehingga hal ini juga yang membuat mereka tidak melanjutkan sekolahnya.

Dengan tingkat pendidikan yang rendah tentunya akan mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengembangkan diri dan menyebabkan sempitnya peluang dalam mendapatkan lapangan pekerjaan, sehingga mempengaruhi tingginya tingkat pengangguran dan yang nantinya menyebabkan kemiskinan.Hal ini seperti pada istilah kelas sebagaimana digunakan Marx."Kelas" bagi Marx,selalu didefinisikan berdasarkan potensinya terhadap konflik.

Kecamatan Jatiasih, khususnya bagi warga yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, umumnya juga kurang begitu memperhatikan pendidikan untuk masa depan anak-anaknya karena faktor ekonomi yang sangat sulit, sehingga terganggu terhadap tingkat pendidikan anak-anaknya.Kebanyakan dari anak anak yang masih bersekolah hanya disekolahkan oleh orangtuanya yaitu dengan memanfaatkan program pendidikan gratis sampai 12 tahun atau sampai dengan jenjang sekolah atas(SMA).

Untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi sangat amat susah bagi beberapa masyarakat Jatiasih dikarenakan perguruan tinggi negeri yang banyak pesaing sehingga sulit untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.Jika melanjutkan ke perguruan tinggi swasta,mereka tidak sanggup dengan biaya sehingga hal ini juga yang membuat mereka tidak melanjutkan sekolahnya. Dengan tingkat pendidikan yang rendah tentunya akan mengakibatkan ketidakmampuan dalam mengembangkan diri dan menyebabkan sempitnya peluang dalam mendapatkan lapangan pekerjaan, sehingga mempengaruhi tingginya tingkat pengangguran dan yang nantinya menyebabkan kemiskinan.

Dahulu Kota Bekasi,Khususnya kecamatan Jatiasih bisa disebut kampung.Dimana dahulu belum adanya sarana prasarana yang memadai dan mendukung seperti perumahan,jalan tol,mall,caf,tempat makan cepat saji,masih minimnya jumlah sekolah,dll.Dahulu masih dipenuhi dengan lahan yang ditanami seperti pohon rambutan,jenis jenis tanaman perkebunan lainnya dn bahkan seperti hutan.

Dahulu juga jalanan masih sangat jauh dari kata layak,dimana jalanan yang sangat rusak,berlubang,dan belum ada aspal.Namun,seiring dengan berkembangnya zaman dari tahun ke tahun membuat perubahan yang sangat besar dan berdampak luas.Lahan yang dahulu masih kosong,kini banyak sudah diperjual belikan dan umumnya banyak dibangun perumahan perumahan.Hal ini juga dikarenakan masyarakat sekitar yang sudah tidak sanggup memenuhi kebutuhan sehari hari dan ditambah lagi tergiyur dengan harga jual tanah yang tinggi .Hal inilah yang membuat sudah banyaknya perumahan perumahan disekitar Kecamatan Jatiasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun