Mohon tunggu...
Siti Awaliya Yuniarti
Siti Awaliya Yuniarti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuluh Agama Islam

Menyukai kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dahsyatnya Senyuman

21 September 2022   13:00 Diperbarui: 21 September 2022   13:00 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia" (Hadis Riwayat  Al Hakim)

"Tersenyumlah, maka dunia akan ikut tersenyum bersamamu". Slogan yang akhir-akhir ini agak redup ditengah himpitan kesulitan ekonomi pasca pandemi. Senyum merupakan sedekah yang paling mudah. Karena hanya bermodal wajah 'sumringah' atau cerah. Ia bernilai ibadah dan dapat memupuk hubungan baik dengan sesama manusia.

Senyuman bila dikelola secara baik akan menjadi kekuatan yang mengalahkan canggihnya senapan, pisau bahkan pedang  sekalipun. Banyak senjata urung dihunuskan, rasa amarah hilang dan kebencian musnah menjadi cinta serta kesetiaan hanya dengan satu senyum tulus. 

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok murah senyum, selalu ceria, dan bertutur kata santun. Sebagaimana diceritakan oleh Sahabat Jarir bin Abdillah dalam riwayat Al-Bukhori, bahwa beliau (Jarir) sejak masuk Islam tidak pernah melihat Rasululloh kecuali dalam keadaan tersenyum.

Sebagimana sejarah mencatat, saat Nabi Muhammad SAW sedang melaksanakan Thawaf di Ka'bah, tiba-tiba seorang pemuda mendekatinya dengan perlahan dan mengendap-endap. 

Ada rasa kebencian yang dipendam dalam hatinya dan berkeinginan untuk mencelakai Nabi. Pemuda itu bernama Fadlalah bin 'Umair. Pada jarak dekat, Nabi menyapanya dengan ramah: " Bukankah engkau Fadlalah?" Setelah mendapat sapaan dari Rasululloh, hati Fadlalah menjadi ciut, dan menjawab:"Benar ya Rasulullah". "Apa yang engkau pikirkan dan hendak engkau rencanakan dalam hatimu?" tanya Nabi. Fadlalah dengan gugup menjawab:" Tidak ada, aku sedang berdzikir kepada Allah".

Mendengar jawaban seperti itu beliau tersenyum dan  bersabda "Beristigfarlah kepada Allah", sambil tangan mulianya menyentuh dada Fadlalah. Sehingga damailah hati Fadlalah, dan hilang kebencian yang membara di hati. Dia pun mengurungkan niat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.  Bahkan Fadhalah bertekad tidaklah ada makhluk yang dicintai selain Rasululloh. Demikianlah, senyum yang lahir dari ketulusan dan dikelola oleh kekuatan iman akan  mengalahkan amarah, kebencian, dendam kesumat bahkan tajamnya senjata.

Pada masa modern kini, banyak orang terjebak pada gaya hidup hedonis. Hingga berpendapat materi yang dimiliki adalah segalanya dan bisa menyelesaikan permasalahan hidup. Namun jika menilik berita-berita di media massa, ternyata malah kadang banyaknya harta benda dan ketenaran menyebabkan hancurnya kehidupan seseorang.  

Justru akhlak baiklah yang bisa menyelamatkan, meski kadang hidup dalam kesederhanaan. Bahkan kadang kesulitan hidup menjadi hilang dengan senyuman tulus yang melahirkan keikhlasan menerima bagian rezeki yang telah ditentukan Sang Pencipta. Wallohu a'lam.

Sudah tersenyumkah anda hari ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun