Mohon tunggu...
Litta Umasugi
Litta Umasugi Mohon Tunggu... Guru - Peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 2 Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara

Profesi : Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Agama : Islam Pendidikan : S1 Pendidikan Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi Antar Materi Pembelajaran Sosial dan Emosional

15 Agustus 2021   01:00 Diperbarui: 9 September 2021   12:18 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas Modul 2.2.A.9

Koneksi Antar Materi Pembelajaran Sosial dan Emosional

Oleh: Litta Umasugi, S.Pd

CGP Angkatan 2 Kota Tidore Kepulauan


Pendidikan bukan hanya proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan namun bagaimana seorang guru dapat menuntun anak menemukan kodrat jati diri, karakter dan budi pekerti. Untuk dapat menumbuhkan hal ini anak-anak harus di latih dengan berbagai kegiatan, mereka terbiasa melakukan ketrampilan-ketrampilan yang mereka butuhkan agar dapat bertahan dalam maslah sekaligus memiliki kekampuan menemukan solusi untuk memecahkan maslah yang mereka hadapi, dan tentu saja proses ini akan mengajarkan mereka menjadi pribadi-pribadi yang bijaksana dan berbudi pekerti luhur. Pembelajaran Sosial Emosional adalah pembelajaran berbasis keterampilan dalam mendidik yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah dan memiliki kemampuan memecahkan masalah.

Sebagai seorang guru, kita dihadapkan dengan beragam masalah, baik itu masalah dari murid, rekan kerja, orang tua, atasan, atau pun masalah yang timbul dari banyaknya tuntutan pekerjaan yang membuat stress atau tertekan.Keadaan seperti ini tentunya akan mengganggu proses pembelajaran di kelas. Kontrol emosi menjadi tidak stabil. Oleh karena itu, berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sesuatu yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam berkesadaran penuh, seorang guru dapat mengelola konflik, mengelola stress, mengetahui cara berinteraksi dengan orang lain, mengetahui cara untuk memahami diri senidir, merasakan dan mengenali pikiran, perasaan dan lingkungannya. Dengan memahami emosi diri maka akan membantu kita untuk dapat merespon terhadap kondisi yang sedang dialami secara tepat, merespon secara lebih baik. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada wellbeing diri tetapi dapat juga membantu menjadi role model  bagi murid-muridnya.

Kompetensi sosial-emosional adalah  :

  • Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi
  • Pengelolaan Diri - Mengelola Emosi dan Fokus
  • Kesadaran Sosial - Keterampilan Berempati
  • Keterampilan Berhubungan Sosial - Daya Lenting
  • Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab

Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional

  1. Memberikan Pemahaman ,penghayatan dan Kemampuan untuk mengoelola emosi
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab ( Responsible Decision Making )

Ruang lingkup pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional  adalah :

  • Rutin   : Waktu khusus di luar kegiatan akademik, misalnya kegiatan ektrakurikuler, perayaan hari-hari besar, pelatihan dan sebagainya.
  • Terintegrasi dalam mata pelajaran : misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran.
  • Protocol (budaya atau tata tertib) menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu.

Untuk dapat mengembangkan kompetensi sosial dan emosional murid secara optimal, seorang guru harus menjalankan peran serta  memiliki nilai kemandirian, reflektif dan kolaboratif dan inovatif serta berpihak pada murid. Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di mana seorang guru mampu memetakan pembelajaran berdasarkan kebutuhan individu murid yang berbeda-beda berdasarkan kodrat alam dan zamannya. Mengoptimalkan kekuatan dan potensi untuk menerapkan Budaya Positif disekolah  merupakan strategi efektif dalam membentuk nilai-nilai karakter anak. Jika Pembelajaran sosial dan emosional ini menjadi budaya positif di sekolah maka akan lebih mudah diterapkan karena menjadi sebuah budaya yang menjadi komitmen bersama dalam membangun generasi bangsa cerdas dan berkarakter  mewujudkan Profil Pelajar Pancasia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun