Mohon tunggu...
Danu Yanuar Saputra
Danu Yanuar Saputra Mohon Tunggu... Sarjana Ilmu Pemerintahan Fisip Unpad saat ini sebagai Mahasiswa Magister Terapan Studi Pemerintahan Pascasarjana IPDN

Sebagai Pembaca, Peneliti, Pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Kepanduan Sedunia dan Sejarah Pramuka Indonesia

22 Februari 2025   10:43 Diperbarui: 22 Februari 2025   07:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari Kepanduan Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Februari, bertepatan dengan hari kelahiran pendiri gerakan kepanduan dunia, Robert Baden-Powell (1857-1941). Gerakan kepanduan pertama kali lahir pada tahun 1907 di Inggris sebagai respons terhadap kebutuhan akan pendidikan karakter bagi generasi muda. Baden-Powell, seorang perwira militer Inggris, melihat pentingnya pembinaan kepemimpinan, kemandirian, dan kedisiplinan bagi anak-anak dan remaja. Ide ini kemudian berkembang pesat ke berbagai negara, termasuk Indonesia, yang mengadopsi gerakan kepanduan dengan mendirikan Gerakan Pramuka secara resmi pada 14 Agustus 1961.

Sebelum resmi berdiri sebagai Gerakan Pramuka, berbagai organisasi kepanduan telah ada di Indonesia sejak awal abad ke-20, seperti Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) yang didirikan pada 1916 oleh Mangkunegara VII dan Nationale Padvinderij yang didirikan oleh Sarekat Islam. Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, organisasi-organisasi kepanduan ini dilebur menjadi satu gerakan nasional, yaitu Gerakan Pramuka, yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1961. Sejak saat itu, Pramuka menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter dan kepemimpinan generasi muda Indonesia.

Menurut data dari World Organization of the Scout Movement (WOSM), saat ini terdapat lebih dari 50 juta anggota kepanduan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, Gerakan Pramuka merupakan organisasi kepanduan terbesar dengan lebih dari 20 juta anggota aktif. Keberadaan Pramuka bukan hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, tetapi juga sebagai wadah pengembangan karakter dan keterampilan sosial bagi generasi muda.

Dalam perkembangannya, konsep pendidikan kepanduan mendapat perhatian dari berbagai pemikir pendidikan dan psikologi. Jean Piaget (1896-1980), seorang psikolog perkembangan, menekankan bahwa anak-anak belajar melalui pengalaman langsung dan interaksi sosial. Dalam konteks Pramuka, kegiatan seperti berkemah, mendaki, dan kerja tim membantu anak-anak memahami konsep tanggung jawab dan kerja sama secara lebih mendalam dibandingkan dengan pembelajaran teoritis di kelas.

Sementara itu, John Dewey (1859-1952), seorang filsuf pendidikan progresif, menyatakan bahwa pendidikan harus berbasis pengalaman nyata (learning by doing). Pramuka menerapkan pendekatan ini melalui sistem pendidikan berbasis petualangan dan praktik langsung di alam terbuka. Dengan demikian, anak-anak dan remaja tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan hidup yang aplikatif, seperti kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan keberanian menghadapi tantangan.

Di sisi lain, Kurt Hahn (1886-1974), pendiri gerakan pendidikan Outward Bound, menyoroti pentingnya membangun daya tahan mental dan moral dalam diri pemuda. Ia percaya bahwa pengalaman di alam bebas dapat membentuk ketahanan diri dan tanggung jawab sosial. Prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai utama Pramuka yang mengajarkan kemandirian, tolong-menolong, dan kepedulian terhadap sesama.

Dalam era modern, Gerakan Pramuka menghadapi tantangan baru dalam mempertahankan relevansinya di tengah perkembangan teknologi dan gaya hidup digital. Banyak organisasi kepanduan kini mengintegrasikan teknologi dalam metode pembelajarannya, seperti penggunaan aplikasi berbasis GPS untuk navigasi dan program digital untuk pembelajaran keterampilan. Meski demikian, esensi dari gerakan Pramuka tetap bertumpu pada pendidikan karakter dan kebersamaan dalam aktivitas di luar ruangan.

Di Indonesia, Gerakan Pramuka terus berkembang dengan berbagai inovasi dalam kurikulum dan metode pelatihan. Program-program seperti Saka Bahari untuk pelatihan kelautan, Saka Bhayangkara untuk pengenalan kepolisian, serta berbagai kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial dan penanggulangan bencana menunjukkan bagaimana Pramuka tetap relevan dalam konteks sosial yang berubah. Dengan demikian, Pramuka bukan hanya menjadi kegiatan rekreasi, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan generasi muda.

Selain itu, Pramuka kini juga beradaptasi dengan tantangan global seperti perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan. Banyak kegiatan kepanduan mulai menanamkan nilai-nilai konservasi alam, pengelolaan sampah, serta edukasi terkait bencana alam. Dengan adanya perubahan iklim yang semakin nyata, Pramuka dapat menjadi salah satu agen perubahan dalam membangun kesadaran lingkungan bagi generasi muda.

Dari sisi pendidikan karakter, penelitian yang dilakukan oleh UNESCO menunjukkan bahwa metode pembelajaran berbasis pengalaman seperti yang diterapkan dalam kepanduan memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan keterampilan sosial dan kepemimpinan anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa Gerakan Pramuka tetap memiliki peran penting dalam membentuk individu yang tangguh dan memiliki etos kerja yang tinggi.

Dengan beragam tantangan dan perubahan zaman, Pramuka tetap memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda. Bahkan, di era digital ini, prinsip-prinsip dasar kepanduan semakin relevan dalam membangun ketahanan diri di tengah disrupsi teknologi dan perubahan sosial. Melalui pendidikan berbasis pengalaman, Pramuka terus membuktikan bahwa nilai-nilai seperti gotong royong, kepemimpinan, dan kepedulian sosial tetap esensial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun