Mohon tunggu...
lita productive learning.id
lita productive learning.id Mohon Tunggu... Mahasiswa - Productive learning

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami' no:3289).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Pendidikan Di Era New Normal Pasca Covid-19 : Perspektif Sosiologi Kurikulum

23 Mei 2022   10:05 Diperbarui: 23 Mei 2022   10:43 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penyebarnya Covid-19 berdampak kepada pendidikan. Kebijakan yang dilakukan oleh banyak negara termasuk Indonesia yakni dengan cara meliburkan segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah, adapun pemerintah serta lembaga terkait wajib memperkenalkan alternatif lain dalam proses pembelajaran untuk peserta didik yang tidak dapat melakukan proses pembelajaran pada lembaga pembelajaran. Sistem pendidikan juga sedang mempersiapkan era pasca Covid-19 yang ditandai dengan "new normal". Ungkapan ini pertama kali muncul di bidang bisnis, hal itu digunakan untuk memperingatkan keyakinan para ekonom bahwa ekonomi industri akan kembali normal setelah resesi.

Kurikulum merupakan bagian penting untuk menjadi acuan dalam implementasi proses pendidikan yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Curiculum is all of the activities that are provided for the students by the school (Harold & Elsie, 1965). Disamping itu kurikulum memiliki posisi yang strategis dalam menentukan kualitas output pendidikan. Hal ini menggambarkan bahwa kurikulum selayaknya berjalan dinamis mengikuti ritme polarisasi perkembangan kehidupan baik perkembangan ilmu pengetahuan, sosial budaya maupun perkembangan politik. Adapun Masyarakat itu tersendiri sebagai  sumber  kurikulum diartikan  secara  filosofis  bahwa  peserta  didik  dipersiapkan  untuk dapat hidup di masyarakat. Artinya  dengan  kondisi  pandemi  seperti  ini, siswa    mesti    tetap  survive belajar    dengan  semangat   yang   tinggi   dan   tetap   berkarya dengan kreatif.

berbicara terkait persiapan era new normal pasca COVID-19 membuka peluang untuk memikirkan kembali tujuan pendidikan. Salah satu tujuan untuk membuat kurikulum yang relevan, tepat, dan responsif adalah pengembangan kesiapsiagaan pada saat bencana, penyakit, dan keadaan darurat. Ada tujuan kurikulum yang ada bahwa menyentuh seperangkat kompetensi dalam bidang studi. Melihat ada seruan untuk mengintegrasikan konten ke dalam kurikulum. Apabila melihat dari perspektif sosisologi kurikulum jhon dawey (1859-1925) dawey menjelaskan bahwa kurikulum dengan para pelajar (peserta didik) adalah dua hal yang berbeda tapi keduanya merupakan proses tunggal dalam bidang pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa persiapan menyambut new normal ini perlu kesiapan diantara keduanya agar pembelajaran terlaksana secara baik dan optimal.

Di banyak negara seperti Filipina, Indonesia kesiapsiagaan sebagai tujuan pendidikan untuk para  pelajar diberi perhatian (Kagawa & Selby, 2014; Valencia et al.,2018). Namun, karena kesiapsiagaan masih merupakan titik yang berlumpur, itu adalah tidak diketahui apakah kesiapsiagaan di berbagai jenis bencana, penyakit, dan keadaan darurat adalah sama. Perlu dicatat bahwa dalam masa new normal pasca-COVID-19, perlu adanya untuk mengontekstualisasikan tujuan kesiapan tersebut dalam pandemi perspektif. 

Khusus untuk perguruan tinggi, bagaimana melihat pasca pandemi covid-19 ini. Tentu terkait tujuan kesiapan menyambut era new normal juga telah dimulai di tempat lain. Maka perlu di akui Pandemi COVID-19 tidak dapat disangkal mengganggu sistem pendidikan. Situasi ini mengungkapkan kesenjangan dalam kurikulum. Salah satu langkah untuk mengatasi kesenjangan ini adalah dengan mengembangkan seperangkat kompetensi kesiapan yang membentuk tujuan kurikulum.

Maka, komponen yang harus disiapkan agar pendidikan kurikulum berjalan dengan lancar dan siswa  mencapai  kompetensi  yang diharapkan,     diperlukan   strategi   agar penyampaian tujuan dan bahan ajar bisa efektif dan  efisien.    Strategi  menurut  Anssoff  dan McDonnell (1990:43), strategi adalah is a set of decision making rules for     guidance of organizational    behavior. Strategi   diartikan  sebagai  suatu perencanaan  yang  berisi  tentang rangkaian    kegiatan    yang    didesain    untuk  mencapai  tujuan  pendidikan tertentu. Jelasnya strategi mengandung dua arti yaitu: 1) Sebagai perencanaan  untuk  menggunakan  metode  dan pemanfaatan sumber daya dalam pembelajaran, 2)   Strategi  disusun   untuk   mencapai   tujuan tertentu, sehingga  semua  penyusunan  langkah dan penggunaan fasilitas hanya diarahkan untuk pencapaian  tujuan.  

Dengan  demikian  sebelum menentukan strategi  perlu  dirumuskan terlebih dahulu  rumusan  tujuan  yang  jelas  dan  dapat diukur  (measurable),  sebab  tujuan  merupakan rohnya dalam implementasi  kurikulum. Tujuan  mesti  dirumuskan  dengan jelas dan  detail,  baik  tujuan  ranah  kognitif,  afektif dan     psikomotor. Untuk     ranah     kognitif merumuskan pemerolehan bentuk  pengetahuan yang  akan  didapat, ranah  afektif berhubungan dengan sikap, keseriusan,  minat, nilai-nilai  dan perkembangan  apresiasi  serta kemampuan  diri,sedangkan    ranah    psikomotor    berhubungan dengan    keterampilan    gerak,    meniru     dan memanipulasi.   

 Sebagai   contoh   materi   sosiologi dengan    bahasan    mobilitas sosial,    maka rumusan tujuan kognitif, afektif dan psikomotor akan berbeda. Masa     pandemi    covid    19,    proses pembelajaran   hanya   bisa   dilakukan   dengan jarak   jauh   dengan   menggunakan   teknologi audio  dan video atau  pun  keduanya.  Skenario pembelajaran   perlu  disiapkan  secara  matang dalam  sebuah kurikulum   pembelajaran   yang memang dirancang berbasis internet. 

Mengimplementasikan   pembelajaran   berbasis internet   bukan   berarti    sekedar   meletakkan materi   ajar   pada  web.   Selain   materi   ajar, skenario  pembelajaran  perlu  disiapkan  dengan matang untuk mengundang keterlibatan peserta didik secara  aktif dan konstruktif dalam proses belajar   mereka   (Hadi   Elyas,   2018).   Maka strategi    yang    efektif    harus    dibuat    agar pembelajaran tetap optimal. Dengan berkembangnya teknologi masa kini, pembelajaran  bisa  dilakukan  dengan  berbagai sarana  misalnya  :  Media  berbasis  tex seperti  ; web, google class  room dan WA, Media sound dan text : WA, Media paduan audio dan video : Zoom,  google  met, Media  perpaduan  text  , share file, audio dan video  yaitu aplikasi  Lark.

Maka, Dampak global COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya wabah memang mengantarkan sistem pendidikan ke yang baru periode normal dalam sejarah manusia. Makalah ini berusaha untuk memikirkan kembali pendidikan di era new normal pasca-COVID-19 dari perspektif studi kurikulum. Sebuah tujuan kurikulum yang harus ditekankan dalam kurikulum normal adalah untuk mengembangkan kompetensi kesiapsiagaan di antara para peserta didik. Dalam hal isi kurikulum, ada tantangan apakah akan mengintegrasikan atau mengurangi. Di harapakan kurikulum pendidikan di era new normal pasca covid-19 :perspektif sosiologi kurikulum berjalan dengan semestinya. Dan harus adanya Inovasi kurikulum, karena ini sangat berperan strategis sekaligus bersentuhan   langsung   dengan berbagai  pihak, terutama peserta didik. Inovasi kurikulum   ini sejatinya  mengandung  makna serangkaian perubahan yang dilakukan pengembang   kurikulum pendidikan    untuk    beradaptasi dengan   perkembangan    lingkungan.

Daftar Pustaka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun