Penyebarnya Covid-19 berdampak kepada pendidikan. Kebijakan yang dilakukan oleh banyak negara termasuk Indonesia yakni dengan cara meliburkan segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah, adapun pemerintah serta lembaga terkait wajib memperkenalkan alternatif lain dalam proses pembelajaran untuk peserta didik yang tidak dapat melakukan proses pembelajaran pada lembaga pembelajaran. Sistem pendidikan juga sedang mempersiapkan era pasca Covid-19 yang ditandai dengan "new normal". Ungkapan ini pertama kali muncul di bidang bisnis, hal itu digunakan untuk memperingatkan keyakinan para ekonom bahwa ekonomi industri akan kembali normal setelah resesi.
Kurikulum merupakan bagian penting untuk menjadi acuan dalam implementasi proses pendidikan yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran. Curiculum is all of the activities that are provided for the students by the school (Harold & Elsie, 1965). Disamping itu kurikulum memiliki posisi yang strategis dalam menentukan kualitas output pendidikan. Hal ini menggambarkan bahwa kurikulum selayaknya berjalan dinamis mengikuti ritme polarisasi perkembangan kehidupan baik perkembangan ilmu pengetahuan, sosial budaya maupun perkembangan politik. Adapun Masyarakat itu tersendiri sebagai sumber kurikulum diartikan secara filosofis bahwa peserta didik dipersiapkan untuk dapat hidup di masyarakat. Artinya dengan kondisi pandemi seperti ini, siswa mesti tetap survive belajar dengan semangat yang tinggi dan tetap berkarya dengan kreatif.
berbicara terkait persiapan era new normal pasca COVID-19 membuka peluang untuk memikirkan kembali tujuan pendidikan. Salah satu tujuan untuk membuat kurikulum yang relevan, tepat, dan responsif adalah pengembangan kesiapsiagaan pada saat bencana, penyakit, dan keadaan darurat. Ada tujuan kurikulum yang ada bahwa menyentuh seperangkat kompetensi dalam bidang studi. Melihat ada seruan untuk mengintegrasikan konten ke dalam kurikulum. Apabila melihat dari perspektif sosisologi kurikulum jhon dawey (1859-1925) dawey menjelaskan bahwa kurikulum dengan para pelajar (peserta didik) adalah dua hal yang berbeda tapi keduanya merupakan proses tunggal dalam bidang pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa persiapan menyambut new normal ini perlu kesiapan diantara keduanya agar pembelajaran terlaksana secara baik dan optimal.
Di banyak negara seperti Filipina, Indonesia kesiapsiagaan sebagai tujuan pendidikan untuk para pelajar diberi perhatian (Kagawa & Selby, 2014; Valencia et al.,2018). Namun, karena kesiapsiagaan masih merupakan titik yang berlumpur, itu adalah tidak diketahui apakah kesiapsiagaan di berbagai jenis bencana, penyakit, dan keadaan darurat adalah sama. Perlu dicatat bahwa dalam masa new normal pasca-COVID-19, perlu adanya untuk mengontekstualisasikan tujuan kesiapan tersebut dalam pandemi perspektif.
Khusus untuk perguruan tinggi, bagaimana melihat pasca pandemi covid-19 ini. Tentu terkait tujuan kesiapan menyambut era new normal juga telah dimulai di tempat lain. Maka perlu di akui Pandemi COVID-19 tidak dapat disangkal mengganggu sistem pendidikan. Situasi ini mengungkapkan kesenjangan dalam kurikulum. Salah satu langkah untuk mengatasi kesenjangan ini adalah dengan mengembangkan seperangkat kompetensi kesiapan yang membentuk tujuan kurikulum.
Maka, komponen yang harus disiapkan agar pendidikan kurikulum berjalan dengan lancar dan siswa mencapai kompetensi yang diharapkan, diperlukan strategi agar penyampaian tujuan dan bahan ajar bisa efektif dan efisien. Strategi menurut Anssoff dan McDonnell (1990:43), strategi adalah is a set of decision making rules for guidance of organizational behavior. Strategi diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jelasnya strategi mengandung dua arti yaitu: 1) Sebagai perencanaan untuk menggunakan metode dan pemanfaatan sumber daya dalam pembelajaran, 2) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga semua penyusunan langkah dan penggunaan fasilitas hanya diarahkan untuk pencapaian tujuan.
Dengan demikian sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan terlebih dahulu rumusan tujuan yang jelas dan dapat diukur (measurable), sebab tujuan merupakan rohnya dalam implementasi kurikulum. Tujuan mesti dirumuskan dengan jelas dan detail, baik tujuan ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk ranah kognitif merumuskan pemerolehan bentuk pengetahuan yang akan didapat, ranah afektif berhubungan dengan sikap, keseriusan, minat, nilai-nilai dan perkembangan apresiasi serta kemampuan diri,sedangkan ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan gerak, meniru dan memanipulasi.
Sebagai contoh materi sosiologi dengan bahasan mobilitas sosial, maka rumusan tujuan kognitif, afektif dan psikomotor akan berbeda. Masa pandemi covid 19, proses pembelajaran hanya bisa dilakukan dengan jarak jauh dengan menggunakan teknologi audio dan video atau pun keduanya. Skenario pembelajaran perlu disiapkan secara matang dalam sebuah kurikulum pembelajaran yang memang dirancang berbasis internet.
Mengimplementasikan pembelajaran berbasis internet bukan berarti sekedar meletakkan materi ajar pada web. Selain materi ajar, skenario pembelajaran perlu disiapkan dengan matang untuk mengundang keterlibatan peserta didik secara aktif dan konstruktif dalam proses belajar mereka (Hadi Elyas, 2018). Maka strategi yang efektif harus dibuat agar pembelajaran tetap optimal. Dengan berkembangnya teknologi masa kini, pembelajaran bisa dilakukan dengan berbagai sarana misalnya : Media berbasis tex seperti ; web, google class room dan WA, Media sound dan text : WA, Media paduan audio dan video : Zoom, google met, Media perpaduan text , share file, audio dan video yaitu aplikasi Lark.
Maka, Dampak global COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya wabah memang mengantarkan sistem pendidikan ke yang baru periode normal dalam sejarah manusia. Makalah ini berusaha untuk memikirkan kembali pendidikan di era new normal pasca-COVID-19 dari perspektif studi kurikulum. Sebuah tujuan kurikulum yang harus ditekankan dalam kurikulum normal adalah untuk mengembangkan kompetensi kesiapsiagaan di antara para peserta didik. Dalam hal isi kurikulum, ada tantangan apakah akan mengintegrasikan atau mengurangi. Di harapakan kurikulum pendidikan di era new normal pasca covid-19 :perspektif sosiologi kurikulum berjalan dengan semestinya. Dan harus adanya Inovasi kurikulum, karena ini sangat berperan strategis sekaligus bersentuhan langsung dengan berbagai pihak, terutama peserta didik. Inovasi kurikulum ini sejatinya mengandung makna serangkaian perubahan yang dilakukan pengembang kurikulum pendidikan untuk beradaptasi dengan perkembangan lingkungan.
Daftar Pustaka