Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar dan Berjati Diri

24 Desember 2019   09:53 Diperbarui: 24 Desember 2019   10:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merdeka dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai terbebas dari ketentuan yang mengikat dan membebani manusia dalam menumbuh kembangkan pemikirannya.

Merdeka belajar berarti para murid sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik/pengajar terlepas dari cara-cara belajar konvensional, yang dari dulu masih berkutat pada cara pemelajaran ortodok dimana posisi siswa selalu menerima informasi dari guru atau pendidik.

Dalam kondisi demikian, peserta didik pasif karena hanya mampu menampung pengetahuan/ informasi yang cenderung satu arah, menerima hanya berasal dari satu sumber pengetahuan. Informasi berupa pengetahuan dari buku-buku teks dilolohkan kepada para murid dan diloloh-balikkan lagi oleh para murid pada saat ujian.

Nah cara pemelajaran seperti digambarkan diatas selanjutnya akan diubah dalam artian dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan jaman. Di bawah Mentri Pendidikan, Nadiem Makarim evaluasi belajar para murid (mulai tahun 2021) tidak lagi berdasarkan nilai mata pelajaran atau ujian berstandar nasional.

Asesmen minimum dengan penerapan kemampuan literasi dan numerasi serta survei karakter menjadikan acuan sehingga diharapkan nantinya tercipta sumber daya manusia berkualitas seiring dengan percepatan (akselerasi) jaman di era global yang penuh persaingan tingkat dunia.

Berfokus pada asesmen kemampuan literasi dan numerasi, berarti pula cara belajar tidak hanya mengandalkan pada satu sumber pengetahuan. Tidak hanya berpedoman pada buku teks yang sama yang diajarkan secara serempak di ruang belajar. Guru dan murid bisa saja memanfaatkan sumber lain diluar kelas, sehingga fenomena yang ditemui bisa diangkat, didiskusikan bersama dan memberikan solusi nyata.

Salah satu konsekuensinya, murid dan guru perlu keberanian untuk mengksplorasi berbagai fenomena sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan. Perolehan data, baik berupa kumpulan informasi/pengetahuan maupun angka-angka selanjutnya dikaji, ditelaah, dianalisis, dibicarakan bersama untuk mendapatkan kesimpulan bermakna.

Merdeka belajar sejatinya akan memberikan keleluasaan, baik bagi peserta didik/murid maupun guru yang lebih berfungsi sebagai fasilitator, pendamping, tidak harus terkungkung dalam persyaratan formal, menumbuhkan kreativitas, berpikir kritis dan bahkan bisa menciptakan penemuan baru sehingga berkontribusi nyata, ikut serta memecahlan permasalahn yang sedang kita dihadapi.

Tentu saja harapan tersebut dapat dipahami, namun sumber daya manusia disebut berkualitas atau unggul bukan saja ditandai dengan kemampuan berlogika dan bernalar seperti dimaksudkan dalam kemampuan literasi dan numerasi.

Untuk lebih melengkapinya,  karakter para murid juga perlu atau menurut penulis sangat penting disertakan, hal ini mengingat capaian bukan sekedar meraih nilai standar formal (melalui ujian),  target capaiannya adalah pada akhir sekolah sesuai kemampuan yang dimiliki masing-masing murid, termasuk sikap dan perilaku yang bermartabat sebagai anak bangsa.

Berjati diri, sesungguhnya dapat diartikan berkebudayaan, berkarakter kebangsaan (Indonesia) supaya kita tetap eksis ditengah arus globalisasi dengan berbagai dampaknya yang perlu diantisipasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun