Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Ekonomi Kerakyatan

19 Mei 2019   12:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   10:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menjelang hari-hari besar seperti lebaran, natal dan tahun baru sudah biasa dibarengi fenomena kenaikan harga barang terutama kebutuhan pokok dihampir semua daerah. Tidak kecuali termasuk promosi atau bertebarannya iklan-iklan kebutuhan sekunder, baik barang maupun jasa sebagai pelengkap kenyamanan hidup manusia.

Kedua fenomena tersebut yang paling nampak nyata bahkan saat ini sudah terasa bilamana kita mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan atau pasar-pasar tradisional sehingga kiat untuk memperoleh atau membeli barang perlu diperhitungkan secara cermat sesuai kemampuan.

Terhadap gencarnya promosi barang kebutuhan sekunder, penulis kurang begitu tertarik untuk membahas dalam artikel ini mengingat itu semua merupakan pilihan bagi mereka yang punya 'kelebihan' anggaran di rumah tangga masing-masing.

Nah berkaitan dengan barang kebutuhan pokok (sembako) inilah yang perlu mendapat perhatian bersama. Kebutuhan pokok merupakan hal mendesak yang harus segera dipenuhi dalam menunjang kehidupan manusia sehari-hari.

Untuk mengantisipasi gejolak kenaikan harga barang kebutuhan pokok menjelang lebaran 2019, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin kelancaran distribusi bahan pokok bersama kementerian terkait. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widayanti bahwa pengamanan distribusi barang terutama akan dilakukan pada periode H-5 hingga H+3 Lebaran.

Ditambahkan, "distribusi barang mencakup beras, gula, terigu, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur ayam, cabai, bawang, BBM, BBG, susu, air minum dalam kemasan, pupuk dan ternak," katanya di Jakarta (sumber: katadata)

Sudah barang tentu langkah pemerintah tersebut patut didukung. Termasuk penulis sebagai pedagang kecil/buruh dagang mengharapkan gejolak kenaikan harga menjelang hari besar seperti lebaran kali ini dapat dikendalikan, persediaan barang kebutuhan pokok selalu tersedia/tercukupi untuk memenuhi permintaan masyarakat yang cenderung meningkat.

Sebagai pedagang kecil di pasar tradisional yang langsung berhadapan dengan pembeli/konsumen pastinya penulispun sangat mengharapkan bahwa stabilitas harga barang kebutuhan pokok ini selalu terjamin. Disatu sisi, masyarakat luas sebagai konsumen tidak terbebani biaya tambahan untuk mencukupi kebutuhan hariannya, sedangkan pada sisi lain bagi penjual/padagang dapat memperhitungkan perputaran modal (untuk kulakan) tanpa harus berspekulasi manakala secara tiba-tiba terjadi kenaikan harga barang.

Berdasarkan pengalaman,  gejolak kenaikan harga barang kebutuhan pokok ini umumnya dikarenakan permintaan tinggi sedangkan penawaran terbatas. Disamping itu kelangkaan barang bisa disebabkan banyak faktor misalnya biaya/kelancaran angkutan/transportasi, ada pihak yang nakal/menimbun barang supaya langka, distribusi tidak merata menjangkau semua kalangan, dan lainnya.

Hingga tulisan ini disusun, tercatat harga-harga barang kebutuhan pokok di pasar tradisional (Yogyakarta) masih dalam batasan wajar alias stabil. Gejala kenaikan harga barang belum nampak sehingga para konsumen dari berbagai lapisan masyarakat tidak perlu khawatir untuk belanja memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Akan tetapi dalam cermatan penulis, salah satu komoditi yang perlu mendapat perhatian bersama yaitu persoalan harga bawang putih. Sangat dimungkinkan harga bawang putih ini berfluktuasi bahkan cenderung naik mengingat proses pendistribusiannya yang tidak menjangkau kalangan bawah sehingga pihak-pihak tertentu yang 'bisa bermain' dalam menentukan harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun