Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Betapa Pentingnya Mempelajari dan Memahami Sejarah

9 Oktober 2017   16:42 Diperbarui: 9 Oktober 2017   17:10 19112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut pandangan ilmuwan sejarah, Kuntowidjojo (2001) dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah, yang diterbitkan Yayasan Bentang Budaya, disebutkan bahwa sejarah merupakan ilmu yang mempunyai makna sosial yang penting bagi perkembangan dan perubahan masyarakat.

Melalui catatan sejarah dapat memotivasi seseorang untuk berbuat lebih baik dari nenek moyangnya. Bahkan terpenting dalam pemahaman peristiwa masa lalu, akan menggugah kesadaran sejarah yang bersifat kolektif yaitu bentuk pengalaman bersama sebagai ungkapan reaksi mereka kepada situasi dalam peristiwa sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dari masa ke masa.

Tentu saja rentetan peristiwa masa lalu yang disejarahkan dalam konteks ini dimaksudkan sebagai karya para sejarahwan yang benar-benar memiliki tanggung jawab moral atas pencatatan dan penyebaraluasan atas catatan-catatan peristiwa masa lalu yang dikemukakan/ditulis secara apa adanya, setidaknya terbebas dari unsur subyektivitas dan menghindari tendensi tertentu sehingga tidak banyak mengandung bias.

Mengingat sejarah ditulis oleh seseorang, bisa saja karya sejarah yang dirangkum dalam bentuk tulisan, rekaman suara, film atau media audio-visual apapun dapat dikatakan tidak terlepas dari subyektivitas, banyak kepentingan yang kemungkinan dimasukkan sehingga dalam hal ini dapat dikatakan memiliki kebenaran yang masih layak diuji, dinalar ulang dan  tidak cenderung tendensius alias memenuhi kepentingan sepihak.

Sebagai orang awam, penulis semakin menyadari betapa pentingnya mempelajari dan memahami sejarah. Mengapa? Karena dengan mempelajari sejarah, kita akan banyak mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu (secara faktual) terkait dengan kehidupan atau aktivitas kita di masa kini. Adanya masa kini disebabkan kejadian/peristiwa masa lalu dan bilamana hal tersebut dipahami akan menggugah kesadaran kita untuk berbuat lebih bijak di masa yang akan datang.

Sayangnya pembelajaran sejarah di lingkungan kita masih terbatas, baik secara formal (di lingkungan pendidikan, di sekolah-sekolah) apalagi di lingkungan non-formal masih perlu peningkatan dan pengembangan disana-sini.

Metode pembelajaran yang masih bersifat normatif, bahkan cenderung hanya mengenalkan angka atau tahun dimana peristiwa terjadi, belajar menghafal dan mengetahui seseorang yang ditokohkan -- tanpa membahas lebih mendalam tentang kaitan dengan situasi dan kondisi saat peristiwa masa lalu itu berlangsung -- telah menjadikan kita sebagai murid/pembelajar hanya menerima pengetahuan sejarah secara monoton (hanya dari sumber terbatas, hanya dari satu sudut pandang), tidak mampu menghayati nilai-nilai yang sesungguhnya pada peristiwa masa lalu yang didalamnya terkandung makna tersirat.

Seperti dituliskan dalam artikel Ignas Kleden dalam artikel  berjudul: Atas Nama Sejarah (Harian Kompas, 3 Oktober 2017, halaman 6) disebutkan: sejarah konon penting karena orang yang tak mengenal sejarah ditakdirkan mengulang kesalahan masa lampau. Sejarah dianggap memberikan bahan pelajaran. Namun dalam kenyataan, orang bisa saja banyak membaca buku sejarah tapi tak mengambil suatu pelajaran dari padanya.

Ada benarnya apa yang dituliskan Ignas Kleden diatas, ini mengindikasikan bahwa sejarah kurang diapresiasi oleh banyak kalangan di lingkungan kita. Mungkin metode pembelajarannya yang perlu dievaluasi, diperbaiki, atau karena bangsa ini sudah kurang berminat pada sejarah sehingga fondasi kehidupan maupun aktivitas masa kini dan mungkin masa depan menjadi tidak kokoh alias rapuh.

Sudah saatnya semua pihak, terutama para pengambil keputusan/kebijakan di negeri ini sadar akan sejarah, terutama menyangkut perjalanan bangsa, dari proses perjuangan menuju bangsa yang merdeka hingga setelah merdeka termasuk pergantian/perubahan sistem pemerintahan terekam dalam sejarah atas  dasar fakta-fakta tanpa dibarengi tendensi tertentu supaya para penerus cita-cita di negeri ini tidak terjebak pada informasi sejarah yang bias.

Hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam hal ini adalah para penulis atau pemroduksi karya sejarah. Disinilah letak pertanggung jawaban moral sehingga kekeliruan atau manipulasi atas fakta sangat berdampak pada kehidupan dan aktivitas di kemudian hari.

Di tengah kemajuan jaman yang serba canggih, masif dalam penyebaraluasan informasi, ditandai kehadiran media online, ditambah maraknya penggunaan media sosial dalam berbagai bentuk dan aplikasinya, fakta-fakta berkait sejarah atau peristiwa masa lalu jangan sampai didistorsi sehingga mengaburkan keadaan/peristiwa yang sesungguhnya.

Kekeliruan dalam menanamkan fondasi akan membuahkan kekeliruan lebih lanjut dan menjadi bangsa yang tidak  mampu membijaki diri. Sebab itu pula, betapa pentingnya fakta dalam mengungkap rentetan peristiwa masa lalu, dan cara penyampaiannya harus melalui media yang dapat dipercaya

Singkat kata, betapa pentingnya sejarah. Dengan mempelajari dan memahami sejarah atau peristiwa yang berlangsung di masa lalu terutama yang berkaitan dengan kehidupan dan aktivitas dimana kita berada, setidaknya kita atau bangsa ini akan lebih bijaksana dalam bersikap dan berperilaku, ikut mengisi atau mewarnai kehidupan yang bermakna, baik masa kini dan di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun