Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tambahan Kuota Gas Melon 3 Kg, Tidak Mampu Membendung Kenaikan Harga

9 September 2017   00:59 Diperbarui: 9 September 2017   01:48 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gejala semakin tingginya konsumsi gas elpiji atau gas melon berukuran 3 kg di beberapa lokasi terutamai di kota Yogyakarta dan Bantul telah diantisipasi dengan permintaan dinas setempat ke Pertamina untuk dilakukan tambahan kuota sebanyak dua kali lipat. Khususnya di bulan Agustus 2017 terkait hajatan di tengah masyarakat yang melangsungkan perayaan HUT ke 72 Kemerdekaan RI dan Idul Adha 1438 H.

Seperti terpetik dalam pemberitaan yang menyebutkan bahwa: PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV Area Jawa Tengah dan DIY kembali menyiapkan penambahan kuota fakultatif gas melon sebanyak dua kali lipat dengan total 101.560 tabung untuk kota Yogyakarta dan kabupaten Bantul selama bulan agustus 2017. Penambahan ini dikarenakan tingginya konsumsi elpiji 3 kg yang mengalami kenaikan 7 persen di beberapa lokasi di DIY (Kedaulatan Rakyat, 24/8/2017, halaman 11).

Adanya penambahan kuota fakultatif tersebut tentunya diharapkan harga elpiji atau gas melon 3 kg tidak mengalami kenaikan yang cukup tajam. Di satu sisi masyarakat miskin atau pra-sejahtera yang merupakan konsumen utama tidak kesulitan untuk mendapatkannya dengan harga beli terjangkat sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan yaitu Rp 15.500.- (limabelas ribu limaratus rupiah) per-tabung.

Namun di sisi lain mengingat para pengguna/konsumen gas melon 3 kg kini sudah dirambah kalangan luas/umum, termasuk kalangan berada/mampu yang dulunya mengkonsumsi elpiji 12 kg beralih ikutan "bermigrasi" menggunakan gas melon 3 kg. Semakin bertambahnya konsumen gas melon yang seharusnya diperuntukkan hanya untuk warga miskin, maka kebutuhan menjadi meningkat bahkan kelangkaan setiap saat hampir selalu ditemui. Akibat lanjutnya, gas melon 3 kg pastinya akan mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan.

Pertanyaan yang selalu muncul untuk menguji harapan atau dengan adanya penambahan kuota fakultatif akankah kebutuhan konsumen gas melon 3 kg terpenuhi untuk dapat membeli dengan harga wajar?

Berdasar pengamatan penulis, yang kebetulan juga ikut mengelola salah satu pangkalan gas elpiji di kota Yogyakarta, ternyata penambahan kuota tidak sampai atau diterima oleh setiap pangkalan gas di masing-masing tempat/lokasi. Distribusi yang seharusnya sesuai jalur yaitu dari Pertamina -- Agen (Hiswanamigas) -- Pangkalan -- (Pengecer) -- Konsumen, kali ini tidak ditemui walaupun penambahan kuota telah dilakukan sebanyak dua kali lipat. 

Dalam kenyataannya, pada hari Kamis (7/9/2017) lalu beberapa konsumen (berasal dari luar lokasi/tidak terdaftar dalam catatan) ada yang datang ke pangkalan yang penulis kelola karena kebutuhannya tidak tercukupi. Dan anehnya, tanpa basi-basi langsung akan membeli gas melon 3 kg dengan harga Rp. 22.000/per-tabung. Tentu saja mengingat semuanya sudah merupakan jatah warga di lokasi kota Yogyakarta yang sudah tercatat maka permintaan mereka tidak bisa dipenuhi.

Hal yang sama, dari pengamatan penulis di salah satu warung makan kecil wilayah Bantul, hingga tulisan ini disusun tercatat harga elpiji atau gas melon 3 kg cukup mengalami kenaikan yang sangat berarti, di pasaran umum para pengguna gas melon terutama para pelaku Usaha Kecil dan Menengah mendapatkan gas melon ini dengan harga Rp 28.000 (duapuluh delapan ribu rupiah) per-tabung.

Dari sepintas kilas berbagai pengamatan langsung di lapangan seperti tertulis diatas dapat disimpulkan sementara bahwa dengan adanya penambahan kuota fakultatif terutama di kota Yogyakarta dan kabupaten Bantul (DIY) dapat dikatakan tidaklah berjalan seperti diharapkan. Keberadaan gas melon 3 kg masih cenderung langka dan harganyapun cukup mengalami lonjakan yang sangat tidak wajar. Semoga tulisan ini menjadikan bahan evaluasi lebih lanjut terutama bagi pihak-pihak yang berkompeten.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun