Pakaian masyarakat Toba tidak berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Pakaian untuk adat memiliki ciri khas yang disebut dengan ulos yang dipakai sebagai tanda penghormatan. Pada saat ini, ulos menjadi salah satu kerajinan tenun masyarakat setempat yang bernilai ekonomis karena diminati oleh para wisatawan.
Rumah adat masyarakat Toba disebut dengan bagas bolon atau 'rumah besar' dan terbuat dari kayu. Bentuknya berupa panggung dengan ujung-ujung atapnya meruncing ke atas. Motif dan ornamen yang terdapat di dalam rumah adat tersebut mengandung filosofis dan sistem kepercayaan masyarakat setempat.
Tarian masyarakat Toba dikenal dengan nama tortor. Tarian ini dijadikan sebagai pertunjukan yang berfungsi sebagai hiburan sekaligus seremonial yang diiringi dengan alat musik gendang. Tarian ini ditarikan secara bersama-sama dan para penari menggunakan ulos sebagai bagian dari properti saat menari.
Warisan budaya berikutnya adalah nama. Bagi masyarakat Toba, marga harus mengikuti nama setiap anak yang lahir ke dunia. Marga memiliki posisi penting karena marga akan menjadi penentu pertuturan di dalam konsep dalihan natolu. Marga akan diteruskan oleh anak laki-laki kepada keturunannya. Satu hal yang unik adalah saat sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki, maka marga keluarganya dianggap terputus.
Selanjutnya, ragam bahasa masyarakat Toba memiliki kekhasan seperti dalam buku Tradisi Umpasa Suku Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan (Sitanggang, 1996:25-29), yaitu: hata somal, hata andung, hata datu dan hata partondung. Hata somal merupakan bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari. Hata andung merupakan kata tangis yang digunakan untuk meratapi jenazah, menangisi nasib, atau ungkapan sesal terhadap perpisahan dengan orang yang dikasihi; hata datu merupakan bahasa yang digunakan dukun dalam bentuk mantra; dan hata partondung merupakan bahasa yang digunakan oleh para pencari kapur barus di tengah hutan.
Selain ragam bahasa, terdapat kosa kata yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat Toba. Kosa kata tersebut adalah "mauliate godang" yang bermakna 'terima kasih banyak'. Selain itu, kosa kata paling identik adalah kata "Horas" sebagai ungkapan rasa syukur dan bahagia serta memohon keberkahan dari Tuhan.
- Toba Menjadi PilihanÂ
Lagu "Pulo Samosir" ciptaan Nahum Situmorang telah mendeskripsikan keindahan Toba secara menyeluruh. Penginapan, hotel berbintang, kuliner, seni budaya, sastra, sarana edukasi, serta didukung dengan alam dan infrastruktur yang sudah memadai menjadikan Toba benar-benar wonderful Indonesia. Hal ini sesuai dengan kutipan lagu "Pulo Samosir" berikut:
naeng ho marlogu di atas ni solu
pasonangkon ngolu tusi ma ro
Kau ingin bernyanyi di atas perahu
Menyenangkan hidup, datanglah ke sana