Mohon tunggu...
Listika Apriyanti
Listika Apriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Bukan Penentu untuk Mencapai Kesuksesan Seseorang

30 Juli 2021   15:56 Diperbarui: 30 Juli 2021   15:56 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pro kontra tentang nilai siswa di sekolah sebagai penentu kesuksesan seseorang sudal lama menjadi perdebatan di masyarakat. Pasalnya tidak semua siswa memiliki kecerdasan otak yang sama. Karena pada hakekatnya manusia dilahirkan dengan bakat yang berbeda-beda. Dilansir dari kompas.com terdapat 9 jenis kecerdasan majemuk manusia, antara lain: Kecerdasan linguistick, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan kinestetik, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan eksistansial, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan nilai kita bisa diterma di masyarakat. Contoh saja, pada saat kamu ingin melanjutkan jenjang pendidikan, entah itu sd,SMP,SMA maupun Perguruan Tinggi, nilai akan menjadi standarisasi serta background status kamu. Termasuk yang mendaftar melalui jalur olahraga, kerohanian dan lain-lain. Tetap membutuhkan nilai dari sekolah sebelumnya.

Kesuksesan di dunia sekolah hanya salah satu bagian dari hidup yang perjalanannya cukup panjang. Nyatanya, adegan di dunia sekolah hanya beberapa episode singkat yang tidak ada apa-apanya diabndingkan dengan perjalanan hidup yang panjang. Perlu ditekankan nilai-nilai sekolahmu tidak cukup untuk menempamu menjadi pribadi tangguh dan berani melalui lika-liku hidup yang panjang.

Kita sadar bahwa di dalam pendidikan pada umumnya terlalu menekankan kepada 'nilai akademik'. Di indonesia sendiri pencapaian nilai akademik itu hanya berdasar pada tes yang cenderung melupakan arti sebenernya dari materi yang diajarkan. Kita telah dibutakan dengan metode pembelajaran yang bersifat abstrak dan cenderung lebih ke hafalan. Bagaimana tidak? Kita selalu diberi materi yang akan diujikan, diberi hafalan berlembar- lembar teks, bahkan harus mengulang rumus yang sangat rumit, bukan? Tetapi, apakah kita tahu arti sebenarnya dari materi tersebut? Belum tentu. Alangkah baiknya jika kita menerapkan apa yang diajarkan di sekolah dengan perilaku sehari-hari atau bahkan dengan mempraktekkan dirumah, sekolah dan sebagainya. Bukan semata-mata untuk dihafal saja, dimengerti lalu dilupakan.

Beberapa siswa menganggap tidak adil apabila penentu kesuksesan seseorang hanya ditentukan oleh nilai sekolah. Bagaimana tidak? Pasalnya banyak sekali diluar sana, siswa-siswi berbakat tanpa mengandalkan nilai mereka di sekolah. Seperti kebanyakan tokoh-tokoh pengusaha di indonesia maupun di luar negeri. Adapun para progammer dan youtuber yang sekarang bisa kita perkirakan bahwa penghasilannya sudah setara

bahkan lebih dari pengusaha. Mereka hanya membutuhkan skill pemrograman serta ide-ide menarik untuk membuat konten yang unik dan berkualitas. Padahl menurut ssya sendiri, untuk mencapai kesuksesan seseorang yang dibutuhkan adalah skill dan ilmu. Skill pun banyak beragam macam, seperti; ability, experience dan knowledge.

Dibalik itu semua, bagi seorang siswa, 'nilai' menjadi hal yang sangat berharga, bukan? Tepatnya sebuah nilai yang tinggi. Itulah kebanyakan mindset orang-orang saat ini. Nilai loh ya, bukan ilmu. Walaupun seharusnya sekolah itu tempat untuk kita menimba ilmu, bukan nilai. Lantas, mengapa masih banyak siswa yang lebih mengejar nilai dibandingkan ilmu? Jika itu dirimu sendiri, lebih memilih kemana? Mengejar ilmu? Atau mengejar nilai?

Para siswa dan siswi menganggap nilai hanya persyaratan pendidikan. Tetapi, beberapa orang menanggapi bahwa nilai adalah penentu kesuksesan murid itu sendiri. Lalu, bagaimana dengan atlet renang yang meraih kejuaran umum tetapi nilai matematika nya dibawah kkm? Bagaimana dengan seorang seniman yang karyanya menjadi sorotan publik meskipun tidak terlalu bisa di pelajaran bahasa inggris? Apakah mereka bisa disebut tidak sukses hanya karena nilai yang tidak memenuhi persyaratannya.
Maka dari itu, kembangkalah bakatmu, potensimu, serta ide-ide cerdasmu untuki meraih kesuksesan dirimu sendiri. Tetap utamakan kejujuran di setiap kegiatan yang kamu lakukan. Tetaplah disiplin terhadap waktu, perhatikan sopan dan santun kepada kolega maupun teman agar kamu bisa
 
diterima di masyarakat. Sesungguhnya, masyarakat hanya membutuhkan seseorang yang baik, jujur, ramah dan santun. Kelak kamu akan mendapatkan tempat terbaik di masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun