Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pindah itu Mudah, tapi Tidak Kenangannya

3 Agustus 2016   22:52 Diperbarui: 3 Agustus 2016   23:15 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://unwallpapers.com/

Bukan kali pertama,memang. Tapi rasanya kok selalu berbeda-beda. Soal Pindah-berpindah.

1/

Pindah yang pertama sangat mudah. Bawaan saya ringan karena  tak banyak yang harus saya kemas. Terbukti juga saat ditimbang, keinginan untuk pindah lebih berat bobotnya. Pantas, sebulan saja bertahan sudah mengagumkan.

2/

Kedua, mulai kembali belajar menjadi betah . Ah, sepertinya kenangan cocok bertumbuh. Dan benar saja,kan. Makin lama makin ramai, menumpuk. Tapi, untungnya masih bisa saya tata. Karena hampir menuju satu tahun, ada yang harus dilanjutkan, tapi bukan disini.

3/

Tiga, kembali asing. Saya bingung harus letakkan dimana kenangannya. Menuju tiga bulan masih sama. Saya putuskan untuk tidak tinggal diam. Kenangan harus dihidupkan kembali kalau tidak lama-lama mati.

4/

Empat, disinilah saya sekarang. Tempat di mana kenangan tumbuh subur  di tiap sudutnya. Pernah sekali-kali saya bereskan karena terlalu berantakan.  Rupanya kenangan jadi lebih banyak daripada barang yang saya bawa . Wajar sih, karena hampir lebih dua tahun saya biarkan kenangan menjadi dirinya.

***

Ketika harus bertemu dan berurusan dengan yang namanya pindah, yang membuatnya jadi berat bukan barang-barangnya tapi kenangan yang meminta macam-macam ; ada yang tetap mau tinggal ,  ikut dibawa atau rela dibersih-bereskan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun