Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Banyukuning, Pesona Tersembunyi di Balik Kabut Bandungan

17 Januari 2016   22:26 Diperbarui: 18 Januari 2016   16:22 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“...Wayahe wayah udan, Hawane adhem tenan, Aku mampir, Menyang Bandungan...”

Itulah sepenggal lirik dari lagu “Kelengkeng Bandungan” yang sempat dipopulerkan oleh Didi Kempot. Lagu yang secara singkat menceritakan buah kelengkeng di Bandungan. Sepintas mendengar kata Bandungan mungkin akan membawa pikiran seseorang kepada sebuah kota di sebelah barat pulau jawa, namun mengapa lirik tersebut bukan berbahasa Sunda melainkan Jawa? Ya, memang beda, yang dimaksud dalam lagu Didi Kempot ini letaknya berada di Kabupaten Semarang, namanya yang hampir mirip hanya mendapat imbuhan kata (–an) di belakang, Bandungan.

Bagi sebagian besar masyarakat di Jawa Tengah khususnya daerah sekitar Semarang pasti sudah cukup familiar dengan salah satu dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang ini. Sayang, sebagian besar juga memiliki presepsi negatif. Banyaknya hotel kelas melati dan tempat karaoke di sepanjang jalan Bandungan bisa jadi dasar alasan dan menjadikannya makin terkesan negatif. Namun, Bandungan tak hanya melulu soal itu, mari perkenalkan sisi Bandungan yang mungkin belum kalian tahu.

Mengenal Lebih Dekat Bandungan

Bandungan merupakan salah satu kecamatan yang diremikan pada tanggal 1 Januari 2007. Wilayah Kecamatan Bandungan terbagi menjadi 9 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Mlilir, Desa Duren, Desa Jetis, Desa Sidomukti, Desa Kenteng, Desa Candi, Desa Banyukuning, Desa Jimbaran, Desa Pakopen, dan Kelurahan Bandungan.

Letaknya yang berada di dataran tinggi, membuat Bandungan memiliki potensi terutama dari segi pertanian dan pariwisata. Beraneka jenis sayur mayur dan buah-buahan dapat dibeli di sini dengan harga murah, terlebih jika membeli langsung ke para petani. Tak hanya sayur dan buah, bunga-bunga pun tumbuh subur dan menambah cantik daerah sekitar Bandungan.

Dari segi pariwisata, kalian bisa datang ke Candi Gedong Songo dan berjalan-jalan dengan menunggangi kuda sewaan. Bisa juga mengunjungi Umbul Sidokmukti, merasakan sensasi berenang di atas lereng bukti sekaligus menikmati alam Bandungan dari ketinggian dengan flying fox. Hawanya yang dingin sejuk dan jauh dari hingar-bingar lalu-lalang kendaran, cocok bagi siapa saja yang ingin menyegarkan pikiran.

Menemukan “Harta Karun”

Beberapa hari yang lalu, saya sempat mengunjungi salah satu desa yang berada di Bandungan. Kebetulan selama 35 hari (dimulai pada tanggal 18 Januari), saya dan Tim KKN Undip I Tahun 2016 akan ditempatkan di sana. Di desa yang cukup luas dengan dua belas dusun yang ada di dalamnya. Adalah Banyukuning. Jika dari arah Semarang, desa ini terletak sebelum tempat wisata Candi Gedong Songo. Sesaat setelah memasuki wilayah desa ini, pandangan akan dimanjakan dengan kebun bunga mawar di sisi kanan dan kiri. Cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun