Dua tahun menjadi bestie mahasiswa.
Kalau ada yang mengatakan, "kok mau jadi pembina mahasiswa?" Ya, Namanya amanah. Katanya amanah tidak pernah salah alamat.
Memang belum lama saya membina mahasiswa, namun sudah banyak pelajaran yang saya dapat saat menjalaninya. Saya banyak belajar dari mereka. Memangnya apa saja?
Dulu Menjadi Mahasiswa
Saat menjadi mahasiswa, saya beruntung tidak hanya menjadi mahasiswa "kupu-kupu" alias kuliah pulang-kuliah pulang. Setidaknya saya pernah menjadi bagian organisasi di kampus. Ya walau menjadi pengurus biasa, yang sebenarnya saya menilai performa saya tidak terlalu maksimal karena saya tidak hanya menjadi pengurus di satu organisasi saja.
Pengalaman itu menjadi cerita saya hari ini, bahwa ternyata kuliah memang tidak bercerita tentang belajar di ruang kelas, tetapi juga di luar. Seperti terlibat di organisasi mahasiswa.
Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada himpunan mahasiswa jurusan yang dulu pernah memberikan kesempatan saya belajar, pun unit kegiatan mahasiswa yang tingkatnya di level universitas. Dari sana, hari ini saya juga belajar saat menjadi pembina mahasiswa.
Sekarang Membina Mahasiswa
Menjadi pembina mahasiswa tidaklah mudah, saya menyadari sejak pertama kali saya diamanahkan.
Di awal-awal saya sempat grogi, "harus saya bagaimanakan mahasiswa-mahasiswa ini?"
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, saya mulai pahami apa yang harus saya lakukan untuk mereka. Bahwa menjadi pembina berarti harus mengarahkan untuk ke arah yang lebih baik. Saya membina, mereka yang melakukan aksinya. Kalau mereka salah, saya yang maju pertama. Berat.
Mulai dari menjadi teman mencari ide, mengoreksi proposal, mendampingi saat pelaksanaan kegiatan, sampai memantau laporan akhir, saya berusaha ada. Ketika ada kendala, meminta solusi, saya ada. Ketika ada perlombaan, saya berusaha mendorong mereka. Saya dan mahasiswa bagaikan bestie. Hampir tiada hari tanpa mahasiswa di hari-hari saya, termasuk di kala cuti. Apakah bosan? Saya menikmatinya. HAHA.
Sepanjang menjadi pembina, saya belajar dari mereka. Apa yang kemudian membuat saya senang berada di posisi ini adalah semangat yang mereka berikan dan semangat yang saya balaskan. Aksi=reaksi. Walau kadang ada rasa kesal juga, tapi untung lebih banyak yang membuat hepi.
Ya, selama dua periode kepengurusan mahasiswa, saya selalu menemukan semangat itu. Meski pernah juga, di awal ceritanya tidak berjalan mulus mencari pengurus, akhirnya berjalan mulus. Ada-ada saja drama di dunia mahasiswa, yang saya juga pernah alami, kok. Mungkin mereka adalah saya di masa lalu, yang pernah melakukan kesalahan juga.
Terima kasih sudah selalu semangat! Selamat melanjutkannya lagi. Apa yang sudah mahasiswa capai hari ini adalah hasil kerja keras kalian. Ke depan, pengalaman ini akan menjadi bekal untuk kehidupan selanjutnya.
Mungkin tulisan ini juga akan sampai di mata mahasiswa saya. Hehe.
Salam,
Listhia H. Rahman