Jadi untuk berhenti atau terus adalah pertimbangan yang sah saja. Terserah si penulisnya.
Memang sebenarnya menulis maraton bisa dicicil bagi yang pandai membagi waktu, dicicil dalam artian ditulis di waktu yang lalu jadi tinggal unggah saja di hari berikutnya.
Sayang, saya tidak menjadi bagian dari spesies tersebut. Lebih sering menulis sistem tahu bulat. Mendadak. HAHA.
Kebiasaan menjadi orang-orang golongan deadline membuat saya lebih suka melakukannya di hari H. Ah, tapi bukan saya saja sepertinya, banyak yang demikian. #caripasukan
Oya, di akhir-akhir menuju garis finis, saya mencoba untuk melakukan itu. Menabung dua tulisan sekaligus agar tidak membuat saya kepikiran di hari raya.
Ternyata memang semenyenangkan dan semenenangkan itu, yah. Sayang lagi-lagi sayang, cuma berhasil menabung dua di akhir.
Begitulah curahatan saya untuk menulis maraton tahun ini. Mudah-mudahan tahun berikutnya diberi lebih banyak waktu untuk tidak menulis artikel melulu tapi lebih banyak kuisnya. Tentu juga dengan hadiah. Ehem.
Yang penting semoga langgeng. Aamiin.
Bagaimana curhat menulismu? Lancar?
Salam,
Listhia H. Rahman