Ramadan tiba, Ramadan tiba~
Umat muslim mana yang tidak bahagia menyambut bulan yang hari-harinya penuh keberkahan, yang tidurnya saja bernilai ibadah, yang penuh dengan pahala-pahala. Bulan Ramadan sudah datang lagi.
Ya, sepertinya baru kemarin juga saya mengisi kegiatan di bulan Ramadan dengan mengikuti maraton menulis di Kompasiana. Sekarang tahu-tahu sudah terlibat lagi. Sudah menyiapkan diri untuk ditempa tema-tema baru lagi setiap hari. Smoga saja bertahan sampai akhir, seperti yang sudah-sudah. Ehem.
Apa kabar dengan Ramadanmu?
Ramadan Kemarin dan Ramadan Sekarang
Ramadan kemarin, yang ternyata sudah tahun lalu, adalah Ramadan yang menuntut kita untuk melakukan dengan cara-cara berbeda. Gara-gara virus korona yang menggegerkan penjuru dunia, yang sampai sekarang masih ada di sekitar kita. Ramadan yang harus kita hadapi di tengah pandemi dan juga sekarang di tahun kedua.
Ramadan tahun ini rupanya virus korona belum juga pergi, masih ada bahkan makin dekat dengan kita. Namun, sekarang kita setidaknya sudah lebih tahu cara menghadapinya. Adanya upaya pemerintah dengan melakukan pengendalian melalui vaksinasi adalah kabar baik. Walau bukan berarti kita yang sudah divaksin jadi benar-benar kebal virusnya, setidaknya kita sudah berupaya.
Karena pandemi ini bukan hanya menjadi urusan kita sendiri-sendiri, tapi lebih luas adalah seluruh penjuru dunia ini. Dalam menghadapi Ramadan di situasi pandemi, dunia pun turut turun tangan. Melalui Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, masyarakat dunia terkhusus bagi umat muslim diberikan panduan untuk melewati Ramadan dengan aman.
Panduan itu berjudul "Safe Ramadan practices in the context of the COVID-19" yang sudah bisa diakses sejak 7 April lalu. Panduan yang merupakan update-an dari panduan tahun lalu. Sudah tahu atau baru tahu?
Kita yang Sama-sama Belajar dari Tahun Lalu