Jumlah yang nyaris setara jumlah penduduk kabupaten di mana saya tinggal, di Temanggung.
Memang tidak bisa saya lalu temui semua. Seperti ketika saya di kota ini. Ada banyak yang belum saya ketahui namanya apalagi wajahnya.
Saya tidak menghitung berapa yang sudah saya singgahi tulisannya. Mungkin ada yang baru sekali, lima kali, tiga puluh tiga kali, tak terhitung lagi atau sama sekali belum pernah.
Angka 600 ribuan itu sepertinya lebih banyak diisi oleh mereka yang punya akun tapi tidak atau belum menulis. Atau sesekali lalu menghilang? Saya cuma sedang menduga. Yang tahu pasti dapur Kompasiana.
Terlepas dari itu, di Kompasiana kita dikenal lewat tulisan. Dari tulisan yang membuat saya mengenal penulisnya seiring sering membaca pikirannya.
Bertemu Opa dan Oma
Family isn't always blood.
Pagi ini saya menyimak sebuah berita yang cukup mengharukan. Pertemuan antar saudara kembar yang terpisah selama dua puluh tahun.
Bahkan satu di antara mereka juga baru tahu bahwa ternyata dirinya selama ini memiliki kembaran. Bagaimana rasanya ya?
Saya lalu teringat enam tahun lalu. Di mana ketika saya menulis untuk pertama kali di sini, saya juga mengalami momen pertemuan.
Pertemuan dengan yang kini sudah saya anggap sebagai Opa saya. Opa itu bernama Tjiptadinata Effendi.