Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tandai Faktor Risiko yang Bikin Berat Badan Naik Selama di Rumah!

1 Oktober 2020   21:57 Diperbarui: 3 April 2022   21:10 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | unsplash.com

4. Menjadikan makan sebagai respon stress

Penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami kenaikan sekitar 2 sampai 4,5 kilogram  menyatakan cenderung makan sebagai respon terhadap stress.

Sedangkan secara populasi penelitian, respon stress ini menunjukkan bahwa 40 persen memang akan mengalami peningkatan asupan makan. Angka yang sama, yaitu sekitar 40 persen juga diketahui mengalami penurunan dan sisanya tidak ada perubahan.

Hal ini dapat digarisbawahi bahwa respon stress akan memberikan dampak yang berbeda terhadap makan pada masing-masing individu. Bisa membuat asupan naik, bisa sebaliknya.

Namun dari sini, stress bisa menjadi sebuah alarm bagi mereka yang menjadikan makan sebagai pelampiasan. Ingat manajemen stress tidak kalah penting untuk diperhatikan, ya.

Nah, dari fakor-faktor yang sudah disebutkan di atas, kita jadi makin tahu tentang hal-hal yang bisa menjadikan kita semakin subur di rumah bukan? Untuk itu, coba yuk mulai hari ini kita koreksi karena manfaatnya kembali kepada diri kita sendiri.

Yang masih menjadi misterinya adalah kita sama-sama belum tahu nih apakah kenaikan berat badan saat ini akan membuat kita kembali normal ketika situasinya sudah kembali? Hmm. Jadi daripada menunggu misteri itu terungkap, tidak ada salahnya memang menjaga badan normal saja.

Oya, dalam penelitian ini juga ditemukan beberapa kelemahan yang diakui peneliti. Semisal saja dengan perekrutan subjek yang tidak sepenuhnya mewakili populasi. Adanya pemberlakuan jarak sosial membuat peneliti memilih menggunakan kuesioner dan pelaporan perubahan berat badan yang dilakukan subjek sendiri. 

Namun kekuatan penelitian ini adalah setidaknya bisa menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan  yang sebelumnya belum pernah terjadi pada sejarah manusia.

Kita sadar, kita sama-sama sedang menghadapi situasi sulit yang sama. Alangkah indah jika kita juga sama-sama mengingatkan hal kebaikan. Salah satunya untuk tidak menjadikan banyak di rumah sebagai pembenaran untuk melakukan semau kita, apalagi sampai abai dengan kesehatan. 

Kelebihan berat badan juga sama tidak baiknya, jadi jangan sampai di rumah memunculkan masalah kesehatan yang baru, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun