Jadi ini lho~
Dalam menghadapi pandemi ini, berada di rumah adalah bentuk perlawanan yang bisa kita lakukan. Namun, hari ini rumah yang dianggap sebagai tempat paling aman ternyata tidak sepenuhnya membuat kita merasa benar-benar aman.
Bermunculnya kluster keluarga menjadi bukti bahwa virus ini bisa menembus tempat manapun. Bukan bermaksud menakuti, tapi ini sebagai pengingat kita untuk lebih displin dalam mematuhi protokol kesehatan saat di luar rumah maupun setelahnya. Penanganan kebersihan saat sudah di rumah jangan sampai terlewatkan. Ingat, menjaga diri sendiri sama dengan menjaga orang yang kita cintai.
Tidak sampai disitu saja rupanya. Pandemi korona yang membuat kita berada di rumah ternyata dapat menimbulkan permasalahan yang ikut muncul dipermukaan. Masalah pada berat badan selama di rumah. Tentu ini bukan sepenuhnya salah rumah, akan tetapi penghuni yang tinggal di dalamnya.
Untuk menepis kekhawatiran tersebut, beberapa waktu lalu saya sempat menuliskan sebuah artikel berjudul "Jaga Jarak Sudah, Kalau Jaga Timbangan Berat Badan?" yang menjelaskan hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya penambahan berat badan yang tidak diinginkan.
Nah, kali ini untuk menambah referensi, saya akan menambahkan alasan-alasan mengapa berat badan bisa bertambah di situasi seperti ini. Agar kita bisa tandai bahwa apa yang kita lakukan selama di rumah, khususnya, baik disadari atau tidak ternyata memang bisa menjadi penyumbang berat badan.
Diambil dari salah satu jurnal yang diterbikan oleh Obesity Research and Clinical Practice yang berjudul Self-quarantine and weight gain related risk factors during the COVID-19 pandemic inilah beberapa faktor yang terbukti menjadi penyebab risiko kenaikan berat badan.
1. Ngemil setelah makan malam
Sudah makan tapi masih ngemil martabak atau roti bakar?
Jika menjadi kebiasaan nggak heran kalau berat badanmu makin suka bertambah. Hubungan antara mencamil setelah makan malam bukanlah barang baru, sudah dibuktikan dan didukung oleh beberapa literatur.