Diketahui penambahan garam meningkatkan orang-orang berpikir bahwa makanan itu menyenangkan. Mereka juga mengkonsumsi lebih banyak makanan tinggi garam dibandingkan rendah garam.
Garam membuat orang mengkonsumsi makanan dan kalori sebanyak 11 persen lebih banyak, terlepas dari berapa banyak lemak yang ada dalam makanan tersebut.
Menariknya, orang-orang dengan kepekaan lemak yang lebih tajam (yang biasanya membantu dalam menghentikan makanan berlebih) ternyata mengkonsumsi makanan asin dalam volume yang sama dengan mereka yang tidak memiliki kepekaan terhadap lemak.
Hal ini menunjukkan bahwa garam diterima sangat baik oleh siapapun dan akibatnya mampu menyebabkan kita begitu lemah menerima sinyal kenyang yang harusnya kita dapat ketika sudah berlebihan.
Bukti ini makin menguatkan bahwa garam ternyata memang mampu membuat kita jadi candu dan mampu menyumbang berat badan karena rasanya yang biasa mendorong kita mengkonsumsi makanan jadi berlebihan. Apalagi yang berlemak, asin pula!
Coba kalian perhatikan. Ambil contoh, makanan camilanmu yang dibungkus kemasan plastik itu deh. Kripik-kripik yang asin dan gurih. Yang kalian pikir kalorinya se-ringan bobotnya, ternyata sama dengan sebungkus mie atau bahkan lebih? Yang harusnya dalam kemasan bisa 3-4 kali sajian makan, eh malah sekali duduk udahan?
Terjawab sudah mengapa kita bisa-bisanya nagih sama camilan yang asin-asin. Jadi pintar-pintarlah memilih teman camilanmu. Yang asin memang berasa di indera perasa, tapi yang lebih sehat tentu membuat tubuhmu lebih jatuh cinta. Kendalikan garamnya ya, sayyy~
Salam,
Listhia H. Rahman
Bacaan: Satu